Air Mata Darah Balita Ini Jadi Misteri, Apa Penyebabnya? Masih Jadi Perdebatan Dokter
Kondisi balita berusia 3 tahun yang misterius membuat para dokter di India berdebat.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM – Kondisi balita berusia 3 tahun yang misterius membuat para dokter di India berdebat.
Balita bernama Ahana Afzal itu saat menangis, akan mengeluarkan airmata yang tidak biasa, yaitu airmata darah.
Ahana mulai mengeluarkan darah dari hidungnya sekitar 2 tahun lalu.
Ketika itu ia menderita radang paru-paru (pneumonia) dan dokter mengira hal itu karena demam yang tinggi.
Kenyataannya, kini balita itu mengeluarkan darah dari mulut, telinga dan matanya hampir setiap hari, meskipun ia tidak terlihat luka. Akibatnya, ia jadi lelah dan sakit kepala.
Ahana tinggal bersama orangtuanya, Nazima Begum (28 tahun) dan Mohammed Afzal (33 tahun), di Hyderabad, negara bagian Telangana, India. Selain Ahana, mereka memiliki anak laki-laki usia 4 tahun yang sehat.
Pasangan suami isteri itu telah mengeluarkan biaya hingga puluhan juta untuk berbagai tes bagi anak perempuan mereka, namun tidak ada juga suatu diagnosis yang resmi.
Para dokter mencurigai Ahana memiliki hematidrosis atau keringat darah yang sangat langka. Kelainan itu membuat penderitanya mengeluarkan darah (sweet blood).
“Anakku bertanya padaku, mengapa ia mengeluarkan darah dari telinganya. Aku tidak tahu bagaimana harus menjawabnya, aku tidak punya jawaban atas kondisinya itu,” kata Nazima Begum.
Ia menambahkan, yang ia tahu setiap kali Ahana berdarah, tingkat hemoglobinnya langsung turun drastis. Karenanya, balita itu harus menjalani transfusi darah.
Ayah Ahana yang bekerja sebagai pelatih fitness, mengatakan bahwa masalah anaknya dimulai pada usia setahun. Hidungnya berdarah karena radang paru-paru.
“Dokter bilang kepada kami tidak ada yang perlu dicemaskan karena pendarahan ini mungkin terjadi akibat demam tinggi. Tetapi frekuensi pendarahan jadi meningkat, kami pun memutuskan lebih baik Ahana dibawa ke rumah sakit,” cerita Mohammed Afzal.
Mohammed dan Nazima merasa dunia mereka runtuh ketika mereka menyadari bahwa anak mereka menderita sebuah penyakit yang langka.
Mohamed mengaku kalau Ahana adalah anak yang bersemangat dan gembira. Namun, kini ia jadi lelah karena kondisinya yang langka itu.
Ahana sempat bersekolah di taman bermain, namun dua bulan lalu ia terpaksa tinggal di rumah karena penyakitnya.
Setiap bulan orangtua Ahana hanya berpenghasilan Rp1,2 juta. Sementara biaya tes kesehatan anaknya mencapai Rp29 juta.
“Kata dokter mereka hanya bisa menganalisa laporannya dan mengkonfirmasikan kasus ini secara resmi, setelah Ahana menjalani semua tes. Kami tidak tahu darimana mendapatkan dana sebesar itu,” kata Mohammed yang kini bekerja dua shif agar bisa mengumpulkan uang.
Dilansir dari Daily Life, setelah mendapat informasi dari temannya, Mohamed membuat akun sumbangan di dunia maya. Ia berharap ada yang bisa membantunya secara materi ataupun hal lainnya.
Senada dengan suaminya, Nazima ingin mengetuk hati para dermawan untuk membantu mereka. Menurutnya, ini adalah penyakit langka.
Bila ada orang yang mengalami penyakit yang sama dengan Ahana, mereka berharap bisa menghubunginya.
Apalagi bila ada orang yang mengenal dokter yang bisa mengobati kasus seperti itu.
“Anda adalah harapan kami yang terakhir atau kami tidak berdaya melihat anak kami meninggal di depan mati kami.
Kondisi Ahana mendapat tanggapan dari Dr. Sirisha Rani, dokter anak di Rainbow Children Medicare. Dahulu, Ahana pernah dirawat di rumah sakit itudimana.
“Ahana menderita hematidrosis. Ia harus beberapa kali mendapat transfusi darah. Kami pernah memeriksanya beberapa kali, tapi ia butuh pemeriksaan lanjutan bila penyakitnya masih berlanjut dan biayanya besar,” kata Dr. Sirisha.