Aman atau Tidak Mengonsumsi Daging Beku? Ini Penjelasan Pakar Gizi
Pakar Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr IrAhmad Sulaeman mengatakan mengkonsumsi daging segar dan daging beku sama baiknya.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Pakar Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr IrAhmad Sulaeman mengatakan mengkonsumsi daging segar dan daging beku sama baiknya.
"Konsumsi daging beku sama baik dan sama bagusnya. Yang harus diperhatikan adalah produsen harus mencantumkan tanggal produksi untuk memberikan kepastian bahwa produk daging beku masih baru," ujar Prof Ahmad dalam Workshop Kesadaran Konsumen dan Rantai Pasok Daging Sapi Beku di Indonesia, belum lama ini.
Dalam siaran persnya, Prof Ahmad menjelaskan tentang riset kesadaran dan penerimaan konsumen terhadap daging sapi beku masih jarang.
Riset yang pernah dilakukan baru seputar ayam beku.
Masih ada persepsi di masyarakat bahwa ayam beku merupakan daging impor, sudah lama, tidak jelas keamanan dan kehalalannya.
Konsumen juga beranggapan ayam beku yang diawetkan tidak mengandung vitamin dan mineral serta tidak bergizi.
Padahal sebetulnya daging beku dan segar khususnya ayam memiliki kualitas yang sama amannya.
"Perlu upaya dari berbagai sistem manajemen yang ada melakukan public campaign. Selain itu riset untuk menunjukkan daging beku memiliki kecukupan gizi protein hewani sehingga masyarakat yakin. Strategi yang paling pas bagaimana supaya masyarakat awareness terhadap daging beku. Kita harus saling mendorong bersama," katanya.
Sementara itu, Prof Luky Abdullah, Chairman FLPI menyampaikan FLPI merupakan wadah berbagi ide dan sarana kerjasama antara akademisi, bisnis, governance dan community dalam bidang logistik peternakan dan didirikan pada tahun 2015 serta tiap tahun memperluas network-nya.
Dia menjelaskan, anggota FLPI saat ini sudah mencapai 40 lebih yang berasal dari asosiasi, company, governance, dan community.
Saat ini FLPI sudah membuat peta apa yang menjadi topik bahasan, mulai dari on farm sampai dengan consummer.
Dalam pertemuan tersebut dibahas apakah konsumen memiliki kesadaran tentang daging beku dan disukai.
Prof Ahmad Sulaeman ahli gizi IPB.
Prof Ahmad Sulaeman ahli gizi IPB. (Humas IPB)
"Melalui workshop ini kami ingin membangun opini, sejauhmana tingkat acceptability yang selama ini tidak terpotret oleh kita khususnya tentang bisnis peternakan. Oleh karena itu kita terus membangun kesadaran masyarakat," katanya.
Lebih lanjut Luky mengatakan, FLPI bekerjasama dengan Fakultas Peternakan IPB memiliki Program Sarjana Strata 1 plus logistik peternakan dan Program Studi S2 Logistik Peternakan yang merupakan satu satunya di Indonesia.
Terkait hal ini Fakultas Peternakan IPB juga telah bekerjasama dengan Belanda dalam hal capacity building sumber daya manusia.
"Untuk itu kami membuat satu forum yaitu FLPI untuk menggabungkan antara Academician Business Government Community (ABGC)," katanya.
Program yang diinisiasi menjadi S1 plus logistik ini sesuai Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dimana S1 di-upgrade.
Jika lulus program ini bisa bekerja di perusahaan.
Mereka akan lebih kompetitif dan syaratnya harus lulus S1 terlebih dahulu. Sementara untuk program S2 ditujukan pada posisi rantai pasok peternakan di Indonesia.(*)