Dengan Riset, Obat Herbal Tak Kalah dengan Obat Kimia
Perdebatan panjang tentang khasiat obat herbal dan obat kimia memang belum menemukan akhir. Namun keduanya sama-sama berkhasiat untuk kesehatan.
TRIBUNNEWS.COM – Perdebatan panjang tentang khasiat obat herbal dan obat kimia memang belum menemukan akhir. Namun, keduanya sebenarnya sama-sama berkhasiat untuk kesehatan, karena pada dasarnya, keduanya sama-sama menggunakan bahan alami. Yang membedakan proses peracikannya, obat kimia melalui proses kimiawi, sedangkan obat herbal tidak.
Seperti dilansir dari kompas, Guru Besar Tetap Ilmu Farmasi Universitas Indonesia mengatakan bahwa agar sebuah obat herbal bisa dikatakan aman digunakan, produk tersebut harus terlebih dahulu dibuktikan secara ilmiah keamanannya. Obat herbal juga perlu diuji dosis, cara penggunaan, efektivitas, monitoring efek samping, dan interaksi dengan senyawa obat lain.
Makanya, perusahaan farmasi dan produsen jamu pun turut melaksanakan rangkaian pengujian ini untuk memastikan kualitas produk yang akan dipasarkan. Hal ini tentunya juga dilakukan oleh salah satu produsen jamu dan farmasi di Indonesia, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk.
Sebagai salah satu upaya PT Sido Muncul dalam mensosialisasian penggunaan, pengembangan, dan pemanfaatan obat herbal di bidang kesehatan, PT Sido Muncul mengadakan seminar kesehatan di auditorium RS Universitas Hasanuddin, Makassar, Sabtu (25/11/2017), yang mengangkat tajuk Memanfaatkan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat. Seminar ini dihadiri sekitar 250 peserta yang berasal dari kalangan akademisi, industri, peneliti, mahasiswa, dan masyarakat umum.
Hadir sebagai pembicara Direktur Sidomuncul Irwan Hidayat.
"Melalui seminar ini kami harapkan dunia kedokteran memiliki wawasan yang luas mengenai perkembangan industri jamu, penelitian yang dilakukan dan penggunaan jamu untuk pelayanan kesehatan," ungkap Irwan.
Selain Irwan Hidayat, hadir sebagai pembicara, Prof dr Edi Dharmana MSc PhD SpPark (Imunolog Peneliti Herbal, Guru Besar Universitas Diponegoro Semarang), Prof Dr dr Nurpudji A Taslim, MPH, Sp Gk (Guru Besar sekaligus peneliti Universitas Hasanuddin), dan Ipang Djunarko M S Apt (Peneliti Universitas Sanata Dharma Jogyakarta).
Materi yang disampaikan dari masing-masing pembicara adalah Industri Herbal Berbasis GMP, Uji Manfaat Tolak Angin, Regulasi Obat Herbal di Indonesia, Kandungan Tanaman Herbal dalam Khasiatnya sebagai Obat, Penggunaan Kunyit dalam Suatu Pelayanan Medik, dan Uji Toksisitas Subkronik Tolak Angin Cair pada Tikus.
Untuk meyakinkan para peserta, perusahaan jamu dan herbal terbesar di Indonesia ini menghadirkan tim laboratorium, tim uji khasiat dan tim produksi untuk menjelaskan dan mempresentasikan seperti apa proses produksi jamu dan herbal yang sesuai standar farmasi.
"Tujuan Sido Muncul melakukan seminar herbal ini, agar tidak ada lagi keraguan antara farmasi dan kedokteran terhadap penggunaan obat herbal. Sebab, selama ini masih banyak dokter dan praktisi kesehatan meragukan kualitas jamu kami," ungkap Irwan Hidayat yang ditemui tribun-timur.com di sela-sela acara.
Seminar herbal kali ini merupakan seminar ke-37 kali dalam menyosialisasikan penggunaan obat herbal. Sebelumnya telah digelar di sejumlah kota. Sebut saja Yogyakarta, Jakarta, Bogor, Semarang dan lainnya.
Penulis: Dessita Chairani