Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

BPOM RI: Marak Peredaran Obat dan Makanan Ilegal

Dalam acara HUT BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) RI ke-17, Kepala BPOM RI mengutarakan rencananya dalam memperkuat strategi pengawasan obat.

BizzInsight
zoom-in BPOM RI: Marak Peredaran Obat dan Makanan Ilegal
Ilustrasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Dalam acara HUT BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) RI ke-17, Ir. Penny Kusumastuti Lukito selaku Kepala BPOM RI mengutarakan rencananya dalam memperkuat strategi pengawasan obat dan makanan.

Menurutnya, tantangan ini muncul karena terbatasnya sumber daya serta semakin bertumbuhnya industri di bidang obat dan makanan yang menuntut inovasi.

Menjawab hal tersebut, Direktur Marketing Iwan Hidayat PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk pun berusaha untuk selalu membuat produk jamu berkualitas.

"Aspek keamanan harus menjadi prioritas utama, apalagi ini adalah produk obat," ujarnya.

Irwan menjelaskan, untuk membuat obat herbal harus lolos berbagai uji di BPOM, seperti bebas dari logam berat, pestisida, pupuk dan aflatoksin.

Maka tak heran perusahaan jamu yang sudah berjalan selama 67 tahun ini mendapatkan penghargaan sebagai pelaku usaha karena dinilai telah menerapkan sistem jaminan mutu melalui budidaya bahan awal terstandar dan telah menembus pasar internasional yang diserahkan langsung oleh Penny Lukito.

Selain kategori pelaku usaha, ada beberapa kategori lainnya yaitu kategori Desa Pangan Aman, kategori Media Nasional, kategori Masyarakat, dan UMKM.

sido muncul
PT Sido Muncul menjadi satu dari beberapa pelaku usaha yang mendapat penghargaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam rangka acara perayaan ulang tahun BPOM RI ke-17 di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (28/2/2018).

PT Sido Muncul menjadi satu dari beberapa pelaku usaha yang mendapat penghargaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam rangka acara perayaan ulang tahun BPOM RI ke-17 di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (28/2/2018).

Dalam acara yang diselenggarakan di Balai Kartini itu, Irwan Hidayat menjelaskan bahwa inovasi dan keamanan produk adalah hal terpenting dalam membuat produk jamu berkualitas.

"Karena inovasi menerapkan cara-cara pembuatan obat tradisional yang baik, kemudian inovasi ini mendapat kepercayaan sehingga produk kami terutama Tolak Angin berhasil diekspor ke beberapa negara," kata Irwan.

Untuk tahun-tahun berikutnya, Sido Muncul akan terus menjalankan amanah yang diberikan kepada BPOM dalam meningkatkan kemandirian pelaku usaha agar dapat memenuhi ketentuan bidang obat dan makanan.

"Tahun 2017 sendiri, 31 industri farmasi dan 210 industri kosmetik sudah mengalami peningkatan taraf kemandiriannya serta 86 usaha industri obat tradisional yang memiliki sertifikat pembuatan obat tradisional," jelas Penny.

Penulis: Dana Delani

BERITA TERKAIT
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas