Operasi Sukses, BAZNAS Antar Malut Bebas Katarak
Pelaksanaan operasi katarak massal di Propinsi Maluku Utara, yang digelar BAZNAS, Rabu (07/03) berlangsung lancar dan sukses
Penulis: FX Ismanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, MALUKU - Pelaksanaan operasi katarak massal di Propinsi Maluku Utara, yang digelar BAZNAS, Rabu (07/03/2018) berlangsung lancar dan sukses.
Kegiatan ini diresmikan Ketua BAZNAS Prof Dr Bambang Sudibyo, MBA, CA dan disaksikan Gubernur Maluku Utara ,Abdul Ghani Kasuba, di Kota Ternate, Provinsi Malut, Kamis (8/3/2018). Acara diikuti sebanyak 350 penderita katarak yang berasal dari kalangan dhuafa. Mereka dinyatakan layak dioperasi setelah melewati proses screening yang diikuti sekitar 1000 pendaftar.
"Alhamdulillah, operasi katarak massal di Kota Ternate yang diikuti oleh 350 pasien penderita katarak berlangsung lancar, sukses dan meriah," ujar Ketua BAZNAS Prof Dr Bambang Sudibyo, MBA, CA.
Mantan Menteri Pendidikan Nasional ini, memaparkan, program tersebut diharapkan bisa menjadi contoh penyaluran zakat yang baik, transparan dan akuntabel, sehingga bisa ditiru oleh BAZNAS propinsi, kabupaten/kota dan lembaga amil, zakat (LAZ).
"Program ini bisa kita aplikasikan di daerah yang sama dan daerah lain di seluruh Indonesia dan menjadi benchmark mengenai penyaluran zakat yang baik," tutur Bambang.
Namun menurut mantan Menteri Keuangan ini, yang terpenting dalam program ini adalah sinergi antara BAZNAS, LAZ nasional dan daerah, maupun dengan lembaga-lembaga masyarakat lain dan juga pemerintah daerah di seluruh Tanah Air dalam penyaluran zakat yang baik, transparan dan akuntabel.
Tagline "Maluku Indah Bebas Katarak", tambah Bambang, adalah impian orang Maluku Utara. Tetapi menurut dia, bukan berarti Malut bebas katarak saja, tapi juga bebas dari kanker prostat, kanker serviks, bebas dari TBC, dan bebas dari berbagai macam penyakit yang lain.
"Untuk kali ini kita mencoba satu per satu menangani persoalan katarak dan kita lakukan secara massal," kata dia menandaskan.
Bambang menyebutkan, kegiatan ini dilaksanakan sebagai lanjutan kerja sama BAZNAS dengan Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) yang telah dilaksanakan di Provinsi Papua Barat.
"Bakti sosial operasi katarak ini, secara besar-besaran digelar di Provinsi Malut, karena menurut data kami, penderita katarak marak di wilayah tersebut,” ucap Bambang.
Menurut dia, BAZNAS menyiapkan anggaran Rp 738.350.000 untuk kegiatan akbar tersebut.
“Ini bertujuan untuk menurunkan angka kebutaan yang diakibatkan oleh penyakit katarak, meningkatkan harapan dan produktivitas masyarakat,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Rumah Sehat BAZNAS Indonesia (RSBI), dr. Meizi Fachrizal Ahmad, M.Si, memaparkan, katarak antara lain disebabkan oleh faktor genetik atau diabetes mellitus.
"Karena itu, Rumah Sehat BAZNAS Indonesia tidak hanya menggelar operasi mata katarak gratis massal, tapi juga memberikan penyuluhan tentang penyebab dan pencegahan penyakit katarak," ujar dia.
Menurut Badan Kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau World Health Organization (WHO), tutur dia, pada tahun 2002 katarak merupakan penyebab kebutaan yang paling utama dan terbesar di dunia, yakni 48 persen dari total kasus kebutaan global.
“Jumlah penderita katarak di Indonesia mencapai sebesar 1,5 persen per dua juta penduduk. Kondisi tersebut menjadikan 240.000 orang di negeri ini terancam mengalami kebutaan akibat katarak,” kata dr. Fachri mengingatkan.
Dia menjelaskan, tim AMCF sudah melakukan survei terkait biaya operasi katarak di Malut, yakni Rp 5 juta per pasien.
“Untuk kegiatan seperti ini, melalui Rumah Sehat BAZNAS (RSB) Jakarta, kami sudah sering melakukan bakti sosial operasi katarak. Sehingga dalam rangka mengupayakan efisiensi, kami meminta pihak RSB Jakarta berkomunikasi dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) pusat,” ucap dia.
Dan hasilnya, terang dr. Fachri, biaya operasi katarak dari Perdami pusat lebih murah, yaitu sekitar Rp 2 juta-2,5 juta. Sementara jika datang secara mandiri ke rumah sakit biasa, lebih kurang Rp 10 juta.
“Itu sudah termasuk semua biaya kegiatan operasi katarak. Karena itu, RSB Jakarta pun memutuskan langsung menggandeng Perdami pusat untuk ikut dalam kegiatan pelayanan kesehatan massal ini. Operasi dilakukan selama sepekan mulai tanggal 7 sampai 11 Maret 2018,” kata dia.
Fachri menuturkan, BAZNAS melalui RSBI juga telah berkoordinasi dengan BAZNAS Provinsi Maluku Utara, BAZNAS Kota Ternate, Rumah Zakat dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ternate, yang menyepakati Rumah Sakit Islam Muhammadiyah Ternate sebagai tempat operasi katarak massal. (*)