Suara Pasien Gagal Ginjal: Bu Menkes Perhatikan Nasib Kami Jangan Persulit Rujukan
Ia menuntut pemerintah memperhatikan kepentingan pasien gagal ginjal karena masih ada tahapan berbelit-belit.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) mendesak pemerintah segera membentuk Lembaga Donor Organ, termasuk di dalamnya organ ginjal.
Dengan adanya lembaga ini, transplantasi ginjal akan ada yang mengkoordinir dan mengelola dengan regulasi yang jelas.
Selain itu, akan semakin banyak jumlah pasien yang akan melakukan cangkok ginjal, karena ada sebuah lembaga yang menghimpun donor yang diakui legalitasnya untuk menghindari praktik jual beli organ yang sampai saat ini masih banyak kita temui di pasar gelap.
Bukan hanya itu saja, si pendonor juga dilindungi secara hukum.
"Ibu Menteri Kesehatan, cuci darah saja tidak cukup. Berikan kami hak atas obat-obatan!"ujar Ketua KPCDI, Tony Samosir dalam pernyataannya saat acara Kopdar di Cibubur, Jakarta, Senin(16/4/2018).
Lebih lanjut, Toni yang juga pasien cuci darah yang sudah cangkok ginjal ini, dalam pidatonya menuntut pemerintah memperhatikan kepentingan pasien gagal ginjal.
Tony Samosir juga mengkritik sistem rujukan yang baru karena dianggap terlalu berbelit-belit dan menyusahkan pasien cuci darah dimana keadaan fisik mereka yang rata-rata lemah.
"Kami ini harus seumur hidup cuci darah. Kenapa kami harus memperbaharui rujukan setiap tiga bulan? Selain memberatkan kami, hanya akan semakin membuat rumah sakit penuh dan jumlah antrean yang panjang," pungkasnya.