Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Cerita Pengidap Mukopolisakaridosis yang Penuh Harap

Lukman Nur Hakim (24) didiagnosa mengidap mukopolisakaridosis (MPS) atau kelainan pada saraf ototnya sejak Desember 2014. Kakinya diamputasi.

Penulis: Ria anatasia
Editor: Willem Jonata
zoom-in Cerita Pengidap Mukopolisakaridosis yang Penuh Harap
Tribunnews.com/Ria Anatasia
Lukman adalah penderita mukopolisakaridosis (MPS) atau kelainan pada saraf ototnya sejak Desember 2014. Ia ditemui bersama ibunya di rumah singgah pasien (RSP) milik LAZNAS Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), Jalan Salemba, Senen, Jakarta Pusat, Senin (21/5/2018). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lukman Nur Hakim (24) didiagnosa mengidap mukopolisakaridosis (MPS) atau kelainan pada saraf ototnya sejak Desember 2014. Kakinya diamputasi. 

Praktis kehidupan Lukman berubah. Ia terpaksa putus kuliah. Padahal, saat itu sedang menempuh pendidikan tinggi di semester 5. Namun, ia menerima kenyataan tersebut secara lapang dada.

"Ikhlaskan saja, tapi sedih ibu berjuang kumpulkan biaya," kata Lukman, saat ditemui Tribunnews.com di rumah singgah pasien (RSP) milik LAZNAS Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), di Jalan Salemba, Senen, Jakarta Pusat, Senin (21/5/2018).

Saat meladeni wawancara, Lukman sesekali batuk karena virus sudah menyebar ke paru-parunya.

Ia tak pernah menyangka mengidap MPS. Tak terkecuali keluarganya. Sebelum didiagnosa mengidap penyakit tersebut, awalnya ia jatuh dari sepeda motor.

"Ketika itu sedang naik motor. Tanpa sadar, prek, tiba-tiba jatuh saja. Tapi tidak dirasa-rasain. Ketika itu sempat main futsal dulu kepeleset lagi. Dibawa ke mana-mana benjolan jadi tambah gede. Panik saat itu," cerita ibunda Lukman.

BERITA REKOMENDASI

Berbagai upaya ditempuh pihak keluarga supaya Lukman kembali pulih. Mulai dari ke tukang urut, pergi ke Rumah Sakit Umum Cilegon, hingga akhirnya dirujuk ke RSCM, Jakarta Pusat.

Nasib mengharuskan kaki Lukman diamputasi. Saat itu Lukman tengah kuliah semester lima jurusan Hukum sebuah universitas di Serang, Banten.

"Saya waktu itu semester 5. Sempat saya paksakan, tapi jadi tidak kontrol dan tambah parah. Akhirnya diamputasi. Habis itu mau tidak mau putus (kuliah)," ucap Lukman.

Fakta Lukman harus putus kuliah mengiris hati ibunya. Namun, ia menaruh harapan ada rencana indah di balik peristiwa yang dialami Lukman.

Sebelum didiagnosis mengidap MPS, Lukman adalah mahasiswa yang memiliki prestasi cukup baik. Semangat belajarnya luar biasa. Nilainya juga bagus.


Lukman bermimpi mendapat beasiswa dan lulus cepat untuk membantu perekonomian keluarga.

"Tapi lihat kejadian begitu, aduh bruk rasanya. Cari uang kemarin tapi enggak sampai lihat lulus. Jadi enggak lanjut. Semoga ada jalan keluar. Saya suruh banyak ngaji, diperdalam. Banyakin salat juga," kata ibunda Lukman.

Saat ini, Lukman mendapat bantuan berupa kaki palsu dari IZI. Ia merasa bersyukur telah diringankan bebannya melalui penyediaan tempat tinggal, pembekalan moral, sampai pemberian kaki palsu.

"Alhamdulillah. Allah selalu memberikan sesuatu di balik musibah seseorang. Saya sudah ikhlaskan sekarang bulan Ramadan fokus saja buat kebaikan. Terima kasih banyak ada IZI di sini sudah seperti keluarga buat saya," ujar Lukman disusul senyum.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas