Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Imunoterapi, Harapan Baru untuk Kesembuhan Pasien Kanker Paru dan Melanoma

Doktor dr Andhika Rachman SpPD KHOM, mengatakan, imunoterapi memiliki tujuan yang sama dengan terapi kanker yang sudah dikembangkan.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Imunoterapi, Harapan Baru untuk Kesembuhan Pasien Kanker Paru dan Melanoma
Shutterstock
Ilustrasi sel kanker 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meningkatnya angka kejadian kanker di Indonesia dan di seluruh dunia melahirkan kekhawatiran tersendiri.

Sudah beberapa dekade perlawanan dilakukan terhadap penyakit kanker, namun angka kematian masih tinggi.

Berbagai penelitian di bidang terapi untuk kanker terus dilakukan untuk menghasilkan terapi kanker yang efektif.

Beberapa tahun terakhir, dunia penelitian mulai menaruh harapan besar pada imunoterapi yang kini menjadi harapan baru bagi pasien kanker.

Doktor dr Andhika Rachman SpPD KHOM, staf pengajar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, mengatakan, imunoterapi memiliki tujuan yang sama dengan terapi kanker yang sudah dikembangkan sebelumnya, yaitu terapi target.

Artinya terapi menyasar langsung kepada sel kanker yang dituju.

Hanya saja, kata Andhika, pada imunoterapi, konsepnya sedikit berbeda.

Baca: Empat Tanda Tahi Lalat Ciri Kanker Melanoma yang Perlu Diwaspadai

Berita Rekomendasi

Imunoterapi memberikan kesempatan kepada sel kekebalan tubuh agar lebih aktif melawan sel kanker.

Imunoterapi memutus ikatan antara PD-1 (Programmed Cell Death-1) yaitu reseptor yang ada di permukaan sel-T, sel yang berperan penting dalam sistem imun, dengan PD-L1 (Programmed Death-Ligand 1) yang ada di permukaan sel kanker.

Ketika PD-1 dan PD-L1 berikatan, maka sel T tak mampu mengenali sel kanker sehingga terjadi kegagalan untuk membunuh sel kanker sebagaimana seharusnya.

"PD-1 itu dijadikan salah satu kaki dari sel kanker tadi untuk melumpuhkan sel imun kita. PD-1 ditempel dan dimodifikasi, sehingga program untuk melumpuhkan sel kanker tidak berjalan," kata Andhika beberapa waktu lalu.

Andhika mengatakan, dibandingkan kemoterapi atau pengobatan kanker lainnya, pengobatan imunoterapi memiliki efektivitas yang signifikan.

Itulah sebabnya sejak pertengahan tahun 2016 dunia mengalami euforia dengan imunoterapi karena sudah kehilangan harapan terhadap pengobatan konvensional yang responnya tidak signifikan.

Imunoterapi diharapkan dapat melawan semua jenis kanker, yang sel-selnya mengekspresikan PD-L1.

Untuk menentukan apakah sel kanker mengekspresikan PD-L1, maka perlu dilakukan pemeriksaan biomolekular.

Saat ini, pembrolizumab yang merupakan penghambat PD-1 (PD-1 inhibitor) adalah satu-satunya imunoterapi di Indonesia yang sudah disetujui oleh BPOM digunakan untuk terapi kanker paru dan kanker kulit jenis melanoma.

Namun penelitian untuk pengobatan jenis kanker lain masih terus dilakukan.

Menurut Andhika, hasil pengobatannya cukup signifikan yang ditandai dengan respon terapi yang lebih baik dan peningkatan angka kesintasan pasien.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas