Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Sampaikan Terima Kasih ke Dokter Terawan, Sakit Apa Sebenarnya SBY?

Dokter Terawan dikenal sebagai ahli terapi cuci otak untuk pengobatan stroke. Terawan mempraktikkan terapi ini sejak 2005.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Sampaikan Terima Kasih ke Dokter Terawan, Sakit Apa Sebenarnya SBY?
WARTA KOTA
Mantan Presiden SBY keluar dari RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (19/7/2018). 

Laporan Reporter Warta Kota, Yaspen Martinus

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berterima kasih kepada dokter yang telah merawatnya selama tiga hari, terlebih kepada Kepala RSPAD Gatot Soebroto Mayor Jenderal TNI Dr dr Terawan Agus Putranto SpRad (K) RI.

"Setelah perawatan selama tiga hari, pada hari ini tim dokter mengizinkan saya untuk kembali ke rumah dan masih ada perawatan lanjutan di rumah satu dua hari mendatang. Terima kasih kepada dokter Terawan, dan dokter RSGS (RSPAD Gatot Subroto)," ujar SBY di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (19/7/2018)

Hal tersebut diucapkannya sebelum dia meninggalkan RSPAD Gatot Subroto, dan menyempatkan diri untuk menemui para wartawan yang menunggu.

Nama Dokter Terawan sempat membuat heboh beberapa bulan lalu, setelah ia dipecat oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), karena diduga melanggar kode etik. Setelah heboh di media, IDI akhirnya batal memecat Terawan.

Dokter Terawan dikenal sebagai ahli terapi cuci otak untuk pengobatan stroke. Terawan mempraktikkan terapi ini sejak 2005.

Baca: SP Pertamina Turun ke Jalan, Protes Akuisisi 51 Persen Saham Pertagas oleh PGN

Metode dokter Terawan kabarnya sudah meringankan hingga menyembuhkan 40 ribu penderita strok. Metode tersebut bahkan telah dipatenkan di Jerman dengan nama Terawan Theory.

Berita Rekomendasi

Dari dalam negeri, inovasi dokter Terawan juga diganjar sejumlah penghargaan. Di antaranya, penghargaan Hendropriyono Strategic Consulting (HSC) dan dua rekor MURI, sekaligus sebagai penemu terapi cuci otak dan penerapan program Digital Subtraction Angiogram (DSA) terbanyak, serta Penghargaan Achmad Bakrie XV.

Strok terjadi karena penyumbatan pembuluh darah di area otak, biasanya disebabkan oleh lemak. Hal ini mengakibatkan aliran darah jadi macet dan saraf tubuh tak bisa bekerja baik.

Akibatnya, penderita tidak bisa menggerakkan tangan, kaki, bibir, atau anggota tubuh lainnya. Inilah yang menjadi alasan aksi cuci otak dibutuhkan.

Baca: Ada Aktivitas Pembangunan di Pulau C Bikin Anies Baswedan Marah

Baca: Hubungan SBY dan Megawati Jadi Halangan Terbesar Partai Demokrat Gabung Koalisi Jokowi

Terawan menerapkan metode radiologi intervensi dengan memodifikasi DSA. Sebuah teknik melancarkan pembuluh darah otak yang sudah ada sejak tahun 1990-an. Modifikasi ini bertujuan mengurangi paparan radiasi.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD

Baca: Prabowo Ingatkan SBY: Bapak Bukan Komandan Batalion Lagi, Jadi Harus Agak Santai

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas