5 Mitos Seputar Perawatan Kulit Bayi
Namun, masih banyak orang tua yang mengikuti saran dari orang lain, hanya karena disebut bagus untuk si kecil.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Semua orang tua tentu ingin memberikan yang terbaik bagi sang buah hati.
Namun, masih banyak orang tua yang mengikuti saran dari orang lain, hanya karena disebut bagus untuk si kecil.
Hati-hati, Anda tak boleh sembarangan percaya informasi yang beredar karena bisa jadi hal itu hanya sekadar mitos, misalnya memberikan air kelapa bisa memutihkan kulit bayi. Sebaiknya, cek fakta-fakta yang telah terbukti secara medis.
Apa saja mitos-mitos terkait perawatan kulit bayi? Berikut ulasannya:
1. Penggunaan sabun antiseptik untuk bayi
Sabun antiseptik memang bisa mengurangi risiko timbulnya kuman penyebab penyakit. Namun, ternyata dokter tak menyarankan penggunaan sabun ini untuk bayi, apalagi bila dilakukan dalam frekuensi yang sering.
Dermatologis dari Bamed Health Care, Matahari Arsy mengatakan sabun antiseptik berisiko menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
"Senyawa kimia feno atau kresol tidak dianjurkan untuk kulit anak yang rentan iritasi. Penggunaan yang rutin tidak baik, jadi sesekali saja saat anak memang bermain di tempat kotor misalnya," ujarnya saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (16/8/2018).
Arsy menyarankan sebaiknya pilihlah sabun bayi ringan dengan pH kulit netral (5,5) tanpa menggunakan pewangi atau alkohol.
2. Sering Mencuci Tangan si Kecil
Orang tua seringkali khawatir ketika si kecil bermain di luar, dikarenakan akan adanya kuman dan bakteri yang menempel khususnya di tangan. Akibatnya, mereka mencuci tangan anaknya sesering mungkin.
Kebiasaan ini perlu Anda tinggalkan. Arsy menjelaskan mencuci tangan terlalu sering dapat merusak barie kulit bayi.
"Bakteri itu ada juga yang tak berbahaya, jadi tidak perlu dicuci terus. Paling maksimal tiga kali sehari," jelasnya.
3. Pengolesan Minyak Zaitun/Kelapa