Kurang Tidur di Hari Kerja, Percuma ''Balas Dendam'' di Akhir Pekan
Sebagian orang memilih menggunakan waktunya untuk tidur sepanjang hari di akhir pekan.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Sebagian orang memilih menggunakan waktunya untuk tidur sepanjang hari di akhir pekan.
Beberapa berpendapat tidur sepanjang hari di akhir pekan dapat mengatasi kurangnya tidur karena hari kerja yang dipenuhi kesibukan.
Namun, apakah cara ini benar-benar efektif?
Tidur adalah aktivitas yang diperlukan untuk menjaga tubuh dan otak agar bekerja optimal, serta mencegah kematian dini.
Tapi, kesibukan terkadang membuat sebagian dari kita tidak cukup tidur.
Menurut seorang peneliti tidur dan psikolog, ada cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi efek dari kurang tidur ini.
Dikutip dari Independent, Chin Moi Chow, seorang peneliti tidur, mengatakan meski kita bisa 'menebus' waktu tidur yang kurang, tapi itu tak akan berjalan efektif.
Hari-hari yang telah kita lalui dengan jam tidur yang kurang akan membuat memori menjadi tidak stabil. Memori yang tidak stabil berubah menjadi stabil ketika kita tidur nyenyak.
Tapi, itu tidak akan terjadi jika kesempatan untuk tidur nyenyak hilang pada hari yang sama.
Ahli saraf Leonie Kirszenblat juga mengatakan kita mampu mendapatkan kembali tidur karena sesuatu yang disebut "tekanan tidur".
Menurut Kirszenblat, tekanan tidur memberi tahu otak bahwa kita belum cukup tidur, yang kemudian dapat menyebabkan perubahan fisiologis.
Tapi, Kirszenblat mengatakan kurang tidur akan berdampak pada daya ingat meski kita tidur lebih lama di akhir pekan.
"Tidur juga membantu mengeluarkan protein beracun yang terkait dengan gangguan neurodegeneratif," kata Kirszenblat.
Siobhan Banks, selaku peneliti tidur, sependapat dengan hal ini. Menurutnya, semakin sering kita kurang tidur, semakin sulit perbaikan memori terjadi.
Peneliti tidur Gemma Paech dan psikolog Melinda Jackson juga berpendapat 'menebus' waktu tidur yang kurang tidak semudah membatalkan rencana akhir pekan hanya untuk mengganti tidur.
Paech mengatakan terlalu sering mengalami kurang tidur dapat mempengaruhi kesehatan kita secara keseluruhan.
Sementara itu, tidur di akhir pekan dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan karena dapat mempengaruhi "sistem waktu sirkadian", atau jam internal tubuh, yang mengarah ke "social jet lag".
Jackson juga menerangkan adanya dampak buruk yang ditimbulkan oleh kurangnya tidur pada jam biologis kita.
“Siklus tidur hingga bangun pada manusia didasarkan pada ritme 24 jam. Setelah kita beralih ke siklus berikutnya, jam biologis kita pada dasarnya akan diatur ulang,” katanya.
Menurut Jackson, otak kita memiliki kemampuan untuk merespons kehilangan tidur dan menyesuaikan intensitas tidur.
Jadi, berusaha untuk 'menebus' waktu tidur yang hilang di akhir pekan adalah hal yang tak akan benar-benar mengganti kekurangan tidur kita di hari lain.
Riset terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Stress Research Institute, Stockholm University, menemukan kurang tidur menyebabkan tingginya angka kematian.
Riset ini juga menemukan terlalu banyak tidur, atau lebih dari delapan jam semalam, bisa dikaitkan dengan tingkat kematian yang lebih tinggi.
Meskipun tidur di akhir pekan dapat mengatasi efek negatif dari kurang tidur, namun cara ini tak akan berfungsi optimal bagi perbaikan memori di otak.(*)