Aplikasi Halodoc Kenalkan Layanan Baru Permudah Pasien Ambil Obat di Rumah Sakit
"Dari pasien kami bisa mendapatkan feedback langsung karena mereka bisa menuliskan komplain di apps."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARA – Teknologi digital kini makin jauh merambah dunia kedokteran, Halodoc, aplikasi kesehatan terpadu berbasis online, memperkenalkan layanan terbarunya, yakni Halodoc Goes to Hospital (HG2H), Kamis (27/9/2018).
HG2H merupakan solusi kesehatan inovatif yang dapat memudahkan pasien menghemat waktu dalam menebus resep obat di rumah sakit, baik racikan maupun non-racikan.
Jonathan Sudharta, CEO Halodoc mengatakan, Halodoc Goes to Hospital merupakan fitur untuk memudahkan warga masyarakat mengakses layanan kesehatan di rumah sakit.
“Layanan ini dapat diakses oleh setiap pasien, baik pasien umum maupun pasien BPJS, pasien baru maupun pasien yang rawat jalan yang sudah rutin menebus obat di rumah sakit,” ungkap Jonathan.
Alur layanan Halodoc Goes to Hospital adalah, setelah pasien mendapatkan resep obat dari dokter di rumah sakit sesuai dengan indikasi yang diberikan, pasien melakukan pembayaran atas layanan konsultasi yang diberikan dokter BESERTA resep obat yang akan ditebus di kasir.
Saat proses pembayaran inilah, pihak rumah sakit akan membantu dengan menawarkan kepada pasien apakah akan memanfaatkan jasa pengantaran obat melalui layanan Halodoc Goes to Hospital.
Baca: Bank Mandiri Temukan Dugaan Rekayasa Laporan Keuangan di SNP Finance
Jika pasien setuju menggunakan layanan ini, pasien akan diminta mengisi data tambahan untuk pengiriman obat. Pasien juga akan mendapat penjelasan mengenai aturan pakai oleh apoteker rumah sakit atas obat yang ditebusnya.
Setelah semua tahapan terpenuhi, pasien dapat langsung meninggalkan rumah sakit. Selebihnya, kurrir Halodoc akan mengantarkan obat ke alamat yang disebutkan pasien.
Lama antaran dijanjikan maksimal 1 jam sejak obat disiapkan oleh pihak apotek.
"Melalui Halodoc ini kami ingin memberikan simplifikasi akses pasien ke rumah sakit bekerja sama dengan jaringan rumah sakit di Indonesia. Filosofi kami adalah memberikan solusi simplifikasi layanan kesehatan tanpa membuat pasien harus antre di rumah sakit," unglap Jonathan.
Saat ini pihaknya telah bekerja sama dengan sekitar 76 rumah sakit di jabodetabek dan sejumlah kota di Pulau Jawa dan Sumatera. Antara lain, Surabaya, Jember, Ponorogo, Bali, Karawang, Pekanbaru, Malang, Lampung, Palembang.
Kke depan jumlah rumah sakit mitra Halodoc akan terus ditambah menjadi 500-an RS di tahun 2019. "Kita juga berusaha masuk ke kota kota lain seperti di Kalimantan," kata Jonathan.
Pihaknya bersyukur sejauh ini tanggapan rumah sakit yang bekerja sama dengan Halodoc cukup positif atas layanan yang diberikan. Begitu juga tanggapan dari pasien.
"Dari pasien kami bisa mendapatkan feedback langsung karena mereka bisa menuliskan komplain di apps. Kami bersyukur banyak yang ngasih lima bintang. Apapun komplain yang masuk ke kami, itu merupakan masukan," ungkapnya.
Dr Kuntjoro AP M Kes, Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) mengaku menyambut positif kerjasama yang selama ini dijalin antara RS pemerintah dan swasta dengan Halodoc.
"Tren layanan rumah sakit ke depan akan makin terdigitalisasi, menggunakan teknologi kecerdasan buatan, dan less people, makin sedikit menggunakan tenaga staf kesehatan karena akan mengaplikasikan robot," ungkap dr Kuntjoro.
Aplikasi Halodoc dilengkapi fitur-fitur seperti Apotik Antar, Hubungi Dokter, serta Lab Service. Fitur Hubungi Dokter menyediakan kesempatan pengguna berinteraksi langsung dengan dokter melalui video call, voice call atau chat.