Respons Tubuh saat Tak Lagi Makan 'Junk Food'
Riset menyebutkan, mereka yang berhenti mengonsumsi makanan olahan, seperti keripik dan kue, mengalami gejala penarikan fisik dan psikologi
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Jika selama ini kamu sangat sering mengonsumsi junk food lalu tiba-tiba harus berhenti konsumsi, pasti akan ada efek yang dirasakan tubuh.
Yang paling terasa adalah mudah marah dan sakit kepala tak tertahankan. Ini adalah efek dari gejala penarikan (withdrawal).
Riset menyebutkan, mereka yang berhenti mengonsumsi makanan olahan, seperti keripik dan kue, mengalami gejala penarikan fisik dan psikologis seperti orang yang berhenti merokok.
Gejala ini akan menyebabkan perubahan suasana hati, mengidam, kecemasan, sakit kepala dan terganggunya tidur.
Gejala ini akan terjadi secara intensif antara dua dan lima hari setelah mengurangi konsumsi junk food.
Demikian menurut studi yang diterbitkan dalam Jurnal Appetite. Penelitian tersebut melibatkan 200 orang yang pola makannya diikuti dalam satu tahun terakhir.
Baca: Timnas U-16 Australia Berbalik Unggul atas Timnas U-16 Indonesia
Peserta juga diminta mengisi kuesioner untuk menilai gejala penarikan. Penilaian yang disebut Highly Processed Food Withdrawal Scale ini diadaptasi dari tes yang dipakai untuk mengukur gejala penarikan dari obat-obatan.
Erica Schulte, pemimpin riset, mengatakan riset ini adalah yang pertama kali menunjukkan orang dapat mengalami penarikan dari makanan.
Lebih lanjut, penelitian ini membuktikan bahwa makanan yang diproses, yang biasanya mengandung kadar gula berlebihan, dapat menyebabkan kecanduan.
Sayangnya, terdapat beberapa kekurangan dalam riset ini. Peserta diminta untuk mengingat kembali gejala yang mereka alami, sehingga ada kemungkinan tidak semua orang ingat gejala penarikan yang dialami secara akurat.
Apalagi, riset ini tidak mempelajari intensitas penarikan atau meneliti apakah mereka yang mengalami gejala ini berhenti mengonsumsi junk food secara keseluruhan atau hanya menguranginya.