Kehamilan Meghan Markle Dianggap Berisiko, Ini Cara Mengurangi Bahaya Hamil di Atas Usia 35 Tahun
Di balik kabar bahagia, terselip pula kekhawatiran akan kehamilan Meghan Markle. Mengingat usianya yang sudah 37 tahun.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Kerajaan Inggris secara resmi telah mengumumkan kabar kehamilan Meghan Markle.
"Their Royal Highnesses The Duke and Duchess of Sussex are very pleased to announce that The Duchess of Sussex is expecting a baby in the Spring of 2019
(Yang Mulia Duke dan Duchess of Sussex sangat senang mengumumkan bahwa Duchess of Sussex sedang menanti buah hati pada musim semi 2019)," tulis Kerajaan Inggris dalam unggahan mereka di instagram, Senin (15/10).
"Their Royal Highnesses have appreciated all of the support they have received from people around the world since their wedding in May and are delighted to be able to share this happy news with the public
(Yang Mulia menghargai semua dukungan yang telah mereka terima dari orang-orang di seluruh dunia sejak pernikahan mereka pada Mei dan dengan senang hati membagikan berita bahagia ini kepada publik)," sambungnya Kerajaan Inggris pada keterangan tersebut.
Kabar kehamilan istri Pangeran Harry tersebut lantas disambut suka cita.
Namun di balik kabar bahagia tersebut, terselip pula kekhawatiran.
Mengingat pada bulan Agustus lalu, Duchess of Sussexb Meghan Markle baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-37.
Baca: Bukan Pangeran atau Putri, Ini Gelar yang Akan Disandang Anak Meghan Markle dan Pangeran Harry
Seperti yang kita ketahui, hamil dan melahirkan di usia 35 tahun memang dianggap penuh risiko lebih tinggi dibandingkan usia 30 tahun ke bawah.
Oleh karena itu, kehamilan Meghan Markle saat ini disebut-sebut cukup berisiko.
Spesialis kesuburan Zaher Merhi, MD, FACOG, HCLD dari New Hope Fertility Centre di New York City mengatakan kehamilan di atas usia 35 atau di usia lanjut memiliki kemungkinan peningkatan keguguran.
Sebab ibu hamil memiliki kemungkinan lebih tinggi memiliki embrio kromosom abnormal yang dapat menyebabkan komplikasi seperti sindrom Down.
Selain itu, American Pregnancy Association juga menyatakan bahwa kehamilan di usia lanjut dapat berisiko hipertensi gestasional hingga menyebabkan preeklamsia.
Yakni suatu kondisi berbahaya yang dapat menyebabkan masalah gagal ginjal dan hati yang serius untuk ibu hamil.
Tidak hanya itu, ibu yang hamil diusia lanjut juga bisa menyebabkan masalah diabetes gestasional.
Dimana tubuh tidak memproduksi cukup insulin untuk mengatur gula selama kehamilan.
Kelahiran prematur dan kemungkinan kelahiran dengan operasi sesar juga menjadi beberapa faktor risiko lainnya.
Dengan berbagai risiko tersebut, ibu hamil dengan usia lanjut disarankan untuk melakukan perawatan yang lebih intens.
Misalnya, seperti menjalani tes glukosa awal untuk mencegah diabetes gestasional.
Baca: Tetap ke Fiji dan Tonga Meski Rentan Tertular Virus Zika Saat Hamil, Meghan Markle Lakukan Hal Ini
Selain itu, Dr Merhi juga menyarankan ibu hamil untuk memantau tekanan darah serta protein urin mereka secara teratur.
Penting juga melakukan USG vagina untuk mengukur panjang serviks janin.
Hal ini dapat mengindikasi risiko kelahiran bayi prematur.
"Semua komplikasi ini meningkat secara signifikan jika ibu sudah mengalami masalah medis sebelum dia hamil. Itulah mengapa wanita di atas usia 35 tahun dengan masalah medis yang sudah ada sebelumnya harus mengoptimalkan kondisi mereka sebelum mencoba kehamilan," Dr. Merhi menjelaskan.
"Setelah menyebutkan risiko tersebut, sebagian besar kehamilan usia lanjut berakhir dengan hasil yang baik (ibu dan bayi yang sehat) selama ada pemantauan ketat pada periode pranatal dan selama kehamilan," lanjut Dr. Merhi.