Banyak Antibiotik, Menteri Susi Sarankan Tidak Makan Ikan Dori Vietnam
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, meminta warga pintar memilih kudapan ikan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, meminta warga pintar memilih kudapan ikan.
Jika saat ini di pasaran banjir ikan dori asal Vietnam, pemilik jargon "Saya Tenggelamkan" ini tetap meminta masyarakat tak tergiur.
Ia menyarankan warga lebih memilih ikan patin lokal Indonesia.
"Selama ini membanjiri restoran-restoran memakai Ikan Dori Vietnam sekarang berlatih ke Patin lokal. Jangan makan Ikan Dori Vietnam," kata Susi saat konferensi pers di Kantor KKP, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (17/12/2018).
Menteri Susi mengatakan, ikan Dori asal negara tetangga itu memiliki anti biotik kimia tinggi, sehingga tak baik untuk tubuh.
"Karena banyak anti biotik, banyak kimianya, di mana di luar negeri pun sudah banyak menghadapi masalah di tolak banyak negara," sambung dia.
Baca: Rahasia Bikin Perkedel Ikan Patin Renyah Biar Nggak Bau Tanah
Ia menambahkan, dengan tidak mengkomsumsi ikan Dori impor, dapat meningkatkan pendapatan para petambak ikan patin lokal.
"Dan ini menguntungkan para petambak ikan patin yang sebelumnya, mengeluh ikan patin mereka itu tidak laku. Dan akhirnya masyarakat pembudiya patin berenti. Kita sudah memusnahkan impor ilegal Ikan Dori atau ikan Patin. Makanya kawan tolong di restoran tanya, ini ikan Dori mana, kalau dari Vietnam jangan makan," ujar Susi.
Sekretaris Jenderal KKP Nilanto mengatakan, produksi perikanan budidaya terus menunjukan peningkatkan, yang didominasi oleh budidaya ikan tawar, seperti Lele, Gurame, Patin, dan Nila.
"Ingatkan masyarakat mengkomsumsi ikan patin lokal bukan Dori. Dori itu merk impor, mereka memproduksi masal, ada tambahan addictional additif chemical-nya," kata Nilanto yang ditemui dikesempatan yang sama.
Diketahui dari Data Badan Pusat Statistik 2018, capaian komsumsi ikan tahun 2018 adalah 50,69kg/kapita, sedikit lebih tinggi dari target 50,65/kapita