Kalau Batuk Peluit di Dalam Tubuh Berbunyi, Asep Yaya Malu dan Tidak Sekolah Selama Sebulan
Asep Yaya (9), bocah yang menelan peluit secara tidak sengaja, kini telah bernapas lega setelah peluit yang masuk di tubuhnya berhasil dikeluarkan.
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Asep Yaya (9), bocah yang menelan peluit secara tidak sengaja, kini telah bernapas lega setelah peluit yang masuk di tubuhnya berhasil dikeluarkan dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kamis (20/12/2018).
Sebelumnya, anak ketiga dari empat bersaudara tersebut sempat enggan sekolah karena kondisinya tersebut.
Hal itu diceritakan Subandi (49), ayah Asep, ketika ditemui di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Kamis (20/12/2018).
"Pak, saya besok enggak mau sekolah, malu," kata Subandi menirukan anaknya ketika menyampaikan keinginan untuk tidak sekolah.
Hal yang membuat Asep malu untuk pergi ke sekolah adalah karena bunyi yang dikeluarkan peluit itu.
Peluit yang ada di dalam tubuh Asep sering berbunyi di berbagai kondisi.
"Kalau kecapean (saat menghela napas), bunyi. Kalau tidur bunyi, terus kalau batuk bunyi," ujar warga Desa Girimukti, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat itu.
Karena kondisi itu, Asep malu dan takut dirundung teman-temannya.
Subandi juga mengaku kesulitan membujuk Asep untuk kembali ke sekolah.
Jika dihitung, sudah sekitar satu bulan Asep tidak bersekolah.
"Kadang satu minggu cuman dua hari sekolah, kadang masuk satu hari," ujarnya.
Meski ada peluit di dalam tubuh Asep, kata Subandi, aktivitas makan dan minum dapat dilakukan Asep seperti biasa.
Asep juga tidak memiliki pantangan dalam makan dan minum.
Hal itu dikarenakan, peluit sepanjang 2cm itu menyangkut di saluran pernapasan, sehingga tidak mengganggu saluran makan.
Sebelumnya diberitakan, sebuah peluit sepatu masuk ke dalam tubuh bocah 9 tahun bernama Asep Yaya, pada 14 Oktober 2018.
Awalnya, Asep bermain-main dengan peluit sepatu tersebut. Kemudian, temannya datang dan minta dipangku.
Setelah itu, tidak sengaja peluit pun masuk ke mulut dan tersedak ke saluran nafps.
Penindakan tidak dilakukan segera, karena sang ayah, Subandi (54), mengaku tidak mampu secara ekonomi.
Sehingga Subandi harus mengurus BPJS Kesehatan terlebih dulu sebelum sang anak bisa dirawat di RSHS.
Akhirnya, setelah dua bulan peluit berada di dalam tubuh Asep, tim dokter RSHS berhasil mengeluarkan peluit tesebut.
Prosedur endoskopi berjalan lancar sekitar 30 menit.
Subandi mengaku lega dan berharap Asep dapat pulih secepatnya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kalau Batuk Peluit Itu Berbunyi, Asep Yaya Pun Malu dan Satu Bulan Tidak Sekolah
Baca: Bagaimana Peluit Sepanjang 2 Cm Bisa Masuk ke Tubuh Asep Yaya? Sang Ayah Ceritakan Kronologisnya
Baca: Peluit di Tubuh Asep Yaya Akhirnya Dikeluarkan Lewat Prosedur Endoskopi