Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Kebiasaan tidak makan pagi atau sarapan merupakan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu funsi otak karena kurangnya energi dalam tubuh.

Banyak orang yang enggan sarapan dengan alasan, misalnya takut sakit perut sehabis sarapan atau mengantuk.

Menurut Ketua Pergizi Pangan Indonesia, Prof Hardiansyah efek tersebut tercipta karena tubuh tidak terbiasa melalukan sarapan, sehingga perlu dilakukan setiap hari.

“Itu kebiasaan saja, makanya harus dibiasakan pagi lapar harus sarapan karena misalnya menunda kadang-kadang atau nanti pada jam berikutnya akan lapar lagi,” ujar Hardiansyah saat ditemui di Jakarta Selatan, Kamis (21/2/2019).

Baca: Salad Jadi Menu Sarapan di Turki, Diklaim Menyehatkan dan Bikin Bahagia

Untuk membiasakan diri sarapan, Spesialis Neuroanatomi dan Neurosains, dr Taufik Pasiak menyebutkan perlu konsistensi minimal 22 hari.

Selama 22 hari tersebut otak akan mengubah sistem dalam tubuh yang akan membentuk sebuah kebiasaan.

“Mengubah kebiasaam baru minimal dalam waktu 22 hari, terutama kalau berkaitan dengan motorik. Otak akan mengubah sistem, maka akan terbentuk jd kebiasaan,” ungkap dr. Taufik di temu di kesempatan yang sama.

Kemudian, Prof. Hardiansyah kembali menambahkan waktu ideal untuk sarapan maksimal dua jam setelah bangun tidur dan jangan sampai lebih dari pukul 09.00 pagi.

“Satu sampai dua jam setelah bangun. Bangun lebih awal misalnya jam 6 kasih paling lama jam 8 sarapan,” pungkas Prof Hardiansyah.