Belajar Dari Kisah Pilu Bayi Meninggal Usai Makan Nasi, Kapan si Kecil Bisa Diberi Makanan Padat?
Ada sebuah berita yang mengisahkan kematian bayi karena diberi makanan padat. Apakah sebenarnya bayi boleh diberi makanan padat?
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM – Ada sebuah berita yang mengisahkan kematian bayi karena diberi makanan padat. Apakah sebenarnya bayi boleh diberi makanan padat?
Di media sosial sempat heboh kisah tentang bayi 4 bulan yang meninggal karena diberi makan nasi oleh ibunya.
Kisah ini menimbulkan pilu keluarga.
Apalagi, kejadian ini berawal dari ketidaktahuan orangtua si bayi bahwa anak di bawah 6 bulan memang diketahui belum boleh mengonsumsi makanan berat.
Kejadian Ini Bukan Hanya Satu Kali
Tampaknya para ibu yang yang baru memiliki anak harus banyak-banyak mencari informasi dan pengetahuan tentang makanan anak, khususnya yang masih bayi.
Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan yang dilakukan ibu dalam merawat bayi.
Kalau tidak, kejadiannya bisa fatal, seperti kisah ibu yang satu ini.
Di media sosial Twitter, akun @kyeomdongie membagikan pengalaman mengesalkan sekaligus menyedihkan yang dialaminya.
Ia mengatakan kalau ada seorang ibu yang datang ke UGD membawa bayi berusia 4 bulan dengan kondisi perut sesak, akral dingin, nadi tidak teraba, dan menangis lemah.
Rupanya setelah diinterogasi, ibu itu memberikan nasi utuh sebagai makanan bayi yang sudah dilakukannya sekitar satu minggu.
Alhasil, lambung sang anak pun hampir pecah dan lebih besar dari jantung.
Bayi umur 4 bulan dateng ke ugd dalam kondisi perut distended, sesak, akral dingin, nadi tidak teraba, tangis lemah.
Setelah diintrogasi ibunya ternyata si bayi di kasi makan NASI UTUH udh sekitar semingguan!
ALLAHUAKBAR! ibu macam apa ini? 4 bulan dikasi makan nasi!!!!
Was Kyeomdongie@Namgeumie
Panjang cerita, akhirnya setelah konsul spesialis anak dianjurkan untuk foto abdomen polos. Di foto, hasilnya?
Lambungnya hampir pecah! Kondisi lambung lebih besar dr jantung! Dan fesesnya ngumpul semua di bagian usus, gabisa keluar.
Tak hanya itu, akun @kyeomdongie pun menceritakan kondisi kedua orang tuanya yang kebingungan.
Setelah diambil tindakan, sayangnya nyawa sang bayi tidak terselamatkan.
2 jam kemudian, sang bayi menghadap Yang Kuasa.
Ternyata Allah lebih sayang dedeknya. 2 jam kemudian dedeknya meninggal dunia. Keluarganya histeris kecuali si ibu :)
Ya Allah.. Cuma karna kelalaian ibunya, si bayi harus menghadap ilahi secepat ini. Bayi harusnya gaboleh dikasi makanan apapun sebelum usia 6 bulan
Menurutnya, ini bukan kali pertama ada ibu yang dengan salah memberikan MPASI pada bayi.
Pasalnya, banyak ibu yang memukul rata kalau anak yang nangis karena lapar itu butuh makan.
Padahal untuk anak di bawah usia 6 bulan, seharusnya masih mengonsumsi ASI.
Tapi karena kurangnya pengetahuan, akhirnya hal ini harus terjadi.
“Tentu bayi boleh makan makanan padat, tetapi ada waktu, batasan, dan cara tersendiri,” jawab dr. Marissa Tania Stephanie Pudjiadi, Sp.A, dari RS Premier Jatinegara, Jakarta Timur.
Secara medis, ada beberapa patokan kapan bayi siap makan makanan padat. Dari usianya, bayi siap makan makanan padat saat berusia di atas empat bulan.
Ada juga tanda yang bisa dilihat dari perkembangan bayi. Di antaranya yakni kepala bayi sudah tegak (head lag sudah hilang) dan kontrol kepalanya sudah baik.
Selain itu, bayi terlihat sudah menunjukkan ketertarikan pada makanan. Misalnya, saat orangtua makan, bayi melihat dan mulai mengecap-ngecap.
Bila sendok didekatkan ke mulut bayi, ia membuka mulut seperti ingin memakannya.
Nah, tanda-tanda ini umumnya muncul pada bayi di atas empat bulan.
Munurut WHO, bayi disarankan mulai makan padat di usia empat sampai enam bulan.
Jadi, setidaknya bayi yang sudah berusia enam bulan sudah harus mulai makan makanan padat.
Penelitian menyebutkan kebutuhan kalori dan nutrisi bayi cukup didapatkan dari ASI saja sampai usia enam bulan.
Di atas enam bulan, kebutuhannya sudah tidak tercukupi dari ASI saja.
Terlebih, sebagian bayi perilakunya sangat aktif. Itulah mengapa sebelum mencapai usia enam bulan, kebutuhan kalori bayi aktif tidak dapat dipenuhi dari ASI saja.
Hal ini akan tampak pada kurva pertumbuhan bayi (berat badan, tinggi badan, lingkar kepala) yang peningkatannya tidak baik terhadap laju pertumbuhan bayi normal.
Nah, pada bayi yang seperti ini, makan makanan padat dapat dimulai terlebih dahulu.
Tentunya dengan rekomendasi dokter mengenai kesiapan makan anak.
Mulai dengan Makanan Tunggal, Lanjutkan dengan Menu Empat Bintang
Untuk beralih dari ASI ekseklusif ke makanan pendamping ASI (MPASI) mulai dengan makanan tunggal dahulu.
Makanan tunggal terdiri dari satu jenis makanan, misalnya bubur beras.
Tetapi, dalam dua minggu, bayi harus dapat makanan empat bintang. Makanan empat bintang adalah karbohidrat, protein hewani, protein nabati, dan sayur.
Mulai dengan makanan yang konsistensinya sangat halus tetapi padat.
Padat yang dimaksud adalah bila diangkat dengan sendok dan dibalik, makanan tidak langsung mengalir ke bawah, tetapi bertahan di sendok seperti mengerok pisang.
Jumlahnya dimulai dengan dua-tiga sendok makan dewasa. Bila bayi sudah dapat makan dengan baik, targetnya satu mangkok bayi ukuran 125 ml.
Tiap mencoba makanan baru, berikan selama tiga hari. Fungsinya untuk mendeteksi alergi pada bayi dan mengenalkan rasa.
Jika tak ada tanda alergi, tidak ada pantangan pada makanan anak. Garam dan gula boleh digunakan sejak awal MPASI karena menurut penelitian, pemberian garam dan gula pada MPASI bayi tidak akan melebihi kebutuhan harian bayi.
Tekstur makanan bayi berbeda-beda, dimulai saat bayi mulai makan padat dengan tekstur sangat halus, lalu dinaikkan bertahap sampai sekitar usia 9 bulan.
Misalnya lauk cincang. Targetnya, saat bayi mencapai satu tahun, sudah dapat makan menu keluarga (nasi biasa dengan lauk pauk tanpa dihaluskan).
Perlu diingat, belum ada gigi bukan tanda bayi belum dapat makanan padat.
Bila pencernaan belum siap (sebelum usia empat bulan), makanan padat dapat menyebabkan sumbatan saluran cerna. Solusinya, dioperasi. (Trisna Wulandari – Intisari Maret 2019)