Teknologi CRT Bantu Tingkatkan Harapan Hidup Baru Buat Penderita Gagal Jantung
Angka harapan hidup bagi penderita penyakit gagal jantung masih terbilang rendah.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Angka harapan hidup bagi penderita penyakit gagal jantung masih terbilang rendah.
Sebuah studi INTER-CHF global pun menunjukkan pada 5823 pasien gagal jantung diseluruh dunia menunjukkan angka mortalitas (kematian) dalam satubrahun sebesar 16.5 persen, dan Asia Tenggara memiliki angka kematian hingga 15 persen.
Adapun gagal jantung terjadi karena penurunan fungsi pompa jantung atau kekauan pada dinding jantung yang sebagian besar karena penyakit jantung koroner.
Ahli jantung RS Columbia Asia Pulomas, dr Sunu Budhi Raharjo menyebutkan sebenarnya ada teknologi terbaru yang dapat meningkatkan angka harapan hidup yakni teknologi yang disebut Cardiac Resynchronization Therapy Pacemaker (CRT).
Baca: Diabetes dan Hipertensi Picu Kerusakan Ginjal
Pengobatan dengan teknologi CRT menggunakan alat kecil yang alan dipasangkan pada bagian jantung untuk mengsinkronkan kembali gerak jantung.
“Dipasang dijangungnya sehingga membuat jantunggnya singkron lagi karena setelah melebar jantungnya kan tidak singkron, jadi disingkronkan lagi,” ujar dr. Sunu saat ditemui di RS Pulomas, Jakarta Timur, Selasa (2/4/2019).
Alat tersebut akan dilengkapi dengan baterai yang bisa bertahan selama delapan hingga sepuluh tahun dan apabila habis bisa diganti bateraina saja.
Kemudian ada tiga kabel juga yang menyambungkan dari alat ke bagian jantung.
Dr. Sunu pun memastikan alat tersebut aman krena sudah mendapat persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawasn Obat dan Makanan (BPOM) Amerika Serikat.
“Ini telah disetujui FDA dengan tingkat keamanan mencapai 93,2 persen bebas dari komplikasi terkait sistem dan terbukti tidak kalah dengan quadripolar BiV,” ucap dr. Sunu,
Akan tetapi pemasangan CRT ini hanya direkomendasikan pada gagal jantung stadium lanjut, dokter akan menyarankan konsumsi obat terlebih dulu jika jantung masih merespon dengan baik apabila diberikan obat.
“Hanya direkomendasikan pada gagal jantung lanjut (advanced heart failure) simtomatik, yang sudah mendapatkan terapi farmakologis gagal jantung secara optimal,” ungkap dr. Sunu.(*)