Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Gampang Stres dan Mudah Tersinggung, Itu Tanda Orang Memiliki EQ Lemah

Tidak seperti intellectual quotient (IQ), sebenarnya emotional quotient (EQ) lebih mudah untuk ditempa.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Gampang Stres dan Mudah Tersinggung, Itu Tanda Orang Memiliki EQ Lemah
TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/Hermawan Handaka
Stres merupakan salah satu tanda-tanda depresi yang harus diatasi sedini mungkin. Secara psikologis jika gangguan ini tidak segera diatasi ada kemungkinan kesehatan fisik seseorang akan menjadi terganggu, akibatnya bisa berbahaya mulai dari hilangnya semangat hidup. Model : Tiffany Mutiara TRIBUN JATENG/Hermawan Handaka 

Mana yang Lebih Penting, EQ atau IQ?

Banyak orangtua beranggapan bahwa faktor utama kecerdasan seorang anak tergantung pada IQ (Intelligence Quotient).

Bahwa mereka yang sukses adalah mereka yang juara matematika di kelas, atau mereka yang juara olimpiade fisika berkali-kali.

Bukan, anak yang sukses adalah anak yang kadar EQ (Emotional Quotient) bagus. Beberapa psikolog sepakat, EQ lebih penting daripada IQ. Bagaimana dengan Anda?

Tidak seperti teman-temannya yang lain, di usianya yang ke-8, Ishaan Nandkishore belum bisa membaca, menulis, juga menghitung. Ishaan sempat tinggal kelas dan terancam mengulang tahun keduanya di sekolah dasar.

Karena persoalan ini, orang-orang sekitar menganggap dia anak bandel, malas belajar, suka bolos dari kelas, dan mengejeknya sebagai anak yang bodoh. Termasuk ayahnya.

Tidak tahan, Ishaan lantas dipindahkan ke sekolah berasrama. Si ayah berharap, dengan pola pendidikan yang ketat nan disiplin ala pendidikan asrama, Ishaan bisa lebih giat belajar.

Berita Rekomendasi

Ia kepengin Ishaan seperti kakaknya yang selalu mendapat ranking satu di kelasnya dan kerap menjuarai kompetisi tenis yunior sekolah.

Tapi asa ayah Ishaan nyaris sia-sia, karena sekolah baru justru membuat Ishaan semakin stres alih-alih giat belajar.

Pada sebuah pelajaran kesenian, Ishaan bertemu dengan seorang guru pengganti bernama Ram Shankar.

Dan Pak Ram—begitu pak guru itu dipanggil—inilah yang tahu bahwa Ishaan tidak membaca dan menulis bukan karena malas belajar.

Sejak kecil Ishaan mengidap disleksia sehingga tidak bisa mengenali huruf-huruf, tidak bisa mengeja jarak, bahkan tidak bisa melempar bola tepat sasaran.

Ada satu hal yang tidak disadari orang-orang terdekat Ishaan: ia jago menggambar dan melukis.

Pak Ram tahu, bakat istimewa tersebut tidak akan muncul jika tidak ada dukungan dari sekitar.

Oleh sebab itu, Pak Ram membuat inisiatif menyelenggarakan lomba melukis yang melibatkan seluruh guru dan murid di sekolah tersebut. Ishaan bahagia dan bersemangat melukis dan belajar.

Potongan cerita dari film Tare Zameen Par (2007) di atas tidak hanya menyoal kepedulian terhadap penyandang disleksia, lebih dari itu, film tersebut juga menyadarkan orangtua bahwa anak tidak hanya memiliki satu kecerdasan, matematika misalnya, tapi lebih dari satu.

“Tiap orang, minimal memiliki lima kecerdasan dari delapan yang ada pada manusia,” jelas Hana Yasmira, MSI, psikolog anak dari Bunda’s Consulting.

Tapi jangan hanya perpatokan IQ, karena beberapa psikolog sepakat, EQ lebih penting daripada IQ.(*)

Berita ini sebelumnya telah dimuat di Intisari Online dengan judul Ini 11 Tanda Orang dengan EQ Lemah, Salah Satunya Mudah Tersinggung!

Sumber: Intisari
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas