Yang Mesti Dilakukan Orangtua Saat Bayi Anda Tersedak
Bayi tersedak dan muntah bukan hal wajar. Seharusnya tidak boleh terjadi. Orangtua harus punya pengetahuan soal itu.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Bayi tersedak dan muntah bukan hal wajar. Seharusnya tidak boleh terjadi.
Oleh karenanya, orangtua harus tahu mengenai apa itu tersedak, muntah, supaya bisa mencegahnya dan menanganinya manakala hal tersebut terjadi.
Dalam kesempatan ini dr. Erlin Juwita, SpA, dari RS Ibu dan Anak Tambak—Jakarta pusat, membagi pengetahuan mengenai bayi tersedak dan muntah.
Tersedak
Kondisi ini terjadi karena masuknya makanan/minuman/benda asing ke dalam saluran pernapasan, yang seharusnya masuk ke dalam saluran pencernaan/kerongkongan yang mengantarkannya masuk ke pencernaan.
Tersedak bisa terjadi karena organ mulut bayi belum sempurna untuk melakukan refleks menelan dan gerakan mengunyah, juga karena dia belum mempunyai gigi selengkap anak yang lebih besar.
Nah, dari keterangan ini kita bisa melihat, bayi memang sangat beresiko mengalami tersedak.
Baca: Supaya BAB Bayi Anda Lancar, Ibu Menyusui Sebaiknya Minum Apa?
Jika bayi tersedak dalam kategori ringan, biasanya bayi akan batuk beberapa kali untuk mengeluarkan sesuatu. Jika benda tersebut sudah berhasil dikeluarkan, batuk akan berhenti.
Jika batuknya hingga wajah si kecil memerah, ini berbahaya, masuk ketegori berat.
Lebih berbahaya lagi jika bayi sampai tidak bisa menangis, tidak bisa batuk, tidak bersuara, dan tampak kebiruan.
Berikut yang bisa orangtua lakukan manakala bayi tersedak:
Baca: TERPOPULER: Viral Video Pria Teriak Penggal Kepala Jokowi, Gibran Rakabuming: Kita Yang Sabar Saja
Sudah tentu sebaiknya orangtua melakukan pencegahan supaya si kecil tidak tersedak.
Jangan berikan bayi makanan-makanan yang keras dan susah diproses oleh air liur dan anggota mulut, seperti kacang.
Jangan biarkan si kecil bermain dengan benda kecil, sebab dia bisa jadi memasukannya ke mulut yang akhirnya bisa membuatnya tersedak.
Baca: Ingin Bayi Tumbuh Cerdas? Ini Makanan yang Disarankan untuk Ibu Menyusui
Selain itu hindari memberikan makan atau minum sambil bayi tiduran, jangan memaksa bayi saat tidur untuk minum—jika bayi ingin minum bangunkan terlebih dahulu, dan posisikan dengan benar, jenis makanan harus disesuaikan dengan kemampuan menelan dan mengunyahnya sesuai perkembangan usianya.
Saat mengetahui si kecil tersedak, orangtua sebaiknya segera minta seseorang mengontak bantuan medis, lakukan pertolongan, sambil membawa anak untuk bisa mendapat pertolongan medis secepatnya.
Pertolongan seperti apa yang bisa dilakukan, paling mudah adalah menepuk punggung bayi 5 kali cepat dengan terlebih dahulu dengan menengkurapkan bayi di pangkuan, rahang disanggah oleh tangan antara ibu jari dan telunjuk, dan kepala berada lebih bawah dari badan bayi.
Lalu telentangkan bayi, dan dilakukan penekanan pada dada bayi oleh 3 atau 5 jari. Posisi menekannya di tengah dada, pas di bawah antara dua puting susu.
Muntah
Kondisi ini merupakan sebuah kejadian keluarnya isi lambung secara ekspulsif(dengan usaha—ditandai adanya kontraksi dinding perut/perut tegang).
Penyebab muntah banyak, tergantung dari usia bayi.
Contoh pada bayi baru lahir dibedakan dalam 3 golongan besar; dari gangguan saluran cerna, ada yang dari gangguan di luar saluran cerna, dan ada yang non organik.
Untuk yang dari saluran cerna, ada yang dari sumbatan ataupun tanpa sumbatan.
Kalau dari sumbatan biasanya atresia esofagus. Bayi baru lahir sering muntah-muntah setiap minum.
Untuk yang tanpa sumbatan, misalnya karena diare. Di luar saluran cerna, bisa karena infeksi pernapasan, telinga, saluran kemih.
Untuk yang non organik, yaitu karena pemberian makan dengan posisi yang tidak tepat, atau bisa juga karena efek samping obat-obatan.
Contoh lainnya, untuk bayi besar, muntah karena karena gangguan saluran cernadengan sumbatan misalnya intususepsi, tanpa sumbatan misalnya refluks gastro esofagus, non organik penyebabnya bisa karena pemberian makanan padat terlalu dini. Lainnya hampir sama dengan bayi kecil.
Jadi muntah pada bayi sebenarnya tidak bisa dianggap enteng. Karena hal ini sebuah penanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada diri si kecil.
Juga efek muntah bisa menyebabkan si kecil dehidrasi, hingga resiko aspirasi—muntah yang tertelan kembali dan masuk saluran pernapasan yang membahayakan.
Berikut hal yang bisa orangtua lakukan, manakala bayi muntah:
Tapi tetap orangtua tidak perlu panik, juga was-was saat bayinya mengalami muntah. Sambil memberikan kenyamanan pada si kecil, perhatikan:
*Apakah muntahnya berwara hijau, bayi kesakitan/nyeri perut/perut tegang. Jika ya, sebaiknya segera bawa si kecil ke dokter terdekat.
*Perhatikan apakah si kecil mengalami dehidrasi; tampak lesu, lemah. Segera gantikan cairan yang hilang. Bisa ASI, air manis, jus buah (bukan anggur, jeruk, atau buah asam lainnya), berikan oralit, mulai dari porsi kecil dan secara perlahan porsinya dinaikan bertahap.
Penting diketahui, tunda pemberian makanan padat pada bayi di atas 6 bulan sekitar 6 jam.
Setelah itu baru diberikan lagi dengan porsi kecil yang dinaikan secara bertahap. Jika tidak kunjung pulih dalam 12 jam, apalagi masih muntah, bawa ke dokter.
Selain itu, istirahatkan si kecil di tempat tidur dan berikan kenyamanan yang dibutuhkan, hindari suhu terlalu dingin, ataupun panas.(*)
Berita ini sebelumnya telah dimuat di Gridhealth dengan judul Bayi Tersedak dan Muntah, Orangtua Harus Ketahui dan Lakukan Ini