Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Sering Putus Cinta? Waspada, Patah Hati Ternyata Bisa Sebabkan Serangan Jantung hingga Kematian!

Ternyata patah hati akibat putus cinta dapat menyebabkan serangan jantung hingga kematian. Simak penjelasannya!

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Sering Putus Cinta? Waspada, Patah Hati Ternyata Bisa Sebabkan Serangan Jantung hingga Kematian!
Quote Ambition
Ilustrasi patah hati. 

Ternyata patah hati akibat putus cinta dapat menyebabkan serangan jantung hingga kematian. Simak penjelasannya!

TRIBUNNEWS.COM - Kehidupan percintaan yang tidak sesuai harapan terkadang mengakibatkan putus cinta dan patah hati.

Meskipun putus cinta dianggap hal wajar, ternyata efek dari putus cinta, yaitu patah hati, dapat menimbulkan masalah serius bagi kesehatan.

Ternyata, patah hati akibat putus cinta bisa menyebabkan serangan jantung hingga kematian.

Dilansir Medical News Today, sebuah studi berskala besar pada 2018 mengkonfirmasi bahwa tekanan psikologis yang disebabkan oleh kecemasan atau depresi dapat meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung dan stroke.

Baca: Waspadai, Ini 7 Tanda Kamu Terlalu Bergantung Pada Pasangan, Tidak Sehat Lho!

Baca: 8 Cara Menjaga Kesehatan Bibir Selama Cuaca Dingin Supaya Nggak Kering dan Mengelupas

Baca: 4 Tren Baru yang Justru Membahayakan Kesehatan, Rokok Elektrik hingga Vitamin Tanpa Resep

Hubungan antara depresi dan penyakit jantung bukanlah hal baru.

Satu penyebab penyakit jantung dihasilkan dari stres hebat.

Berita Rekomendasi

Stres hebat tersebut merupakan efek dari sindrom patah hati, suatu kondisi langka yang meniru gejala serangan jantung.

Sindrom patah hati cenderung memengaruhi wanita lebih umum daripada pria.

Orang dengan sindrom patah hati-juga disebut kardiomiopati takotsubo atau kardiomiopati akibat stres-mengalami gejala tertentu.

Gejala tersebut seperti nyeri dada yang tiba-tiba dan intens, serta sesak napas.

Meskipun ini mirip dengan serangan jantung, sindrom ini tidak menyebabkan penyumbatan arteri.

Sebaliknya, bagian jantung membesar dan tidak dapat memompa dengan baik.

Beberapa peneliti percaya bahwa hormon yang diinduksi stres diproduksi sebagai respons terhadap emosi yang sangat stres.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas