Plester Mulut Saat Tidur Jadi Kebiasaan Unik Andien dan Keluarga, Ternyata Ini Manfaatnya
Plester Mulut Saat Tidur Jadi Kebiasaan Unik Andien dan Keluarga, Ternyata Ini Manfaatnya
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Daryono
Plester Mulut Saat Tidur Jadi Kebiasaan Unik Andien dan Keluarga, Ternyata Ini Manfaatnya
TRIBUNNEWS.COM - Kebiasaan unik Andien dan keluarga yang dibagikan di media sosial beberapa waktu lalu menuai banyak perhatian para warganet.
Pasalnya, plester mulut sat tidur menjadi kebiasaan unik Andien dan keluarga.
Melalui Instagram Story-nya, Andien membeberkan alasan ia dan keluarga kecilnya melakukan aksi plester mulut sebelum tidur.
"Udah beberapa bulan terakhir kita kalo tidur diplester. Awalnya waktu itu sempet pas Rigpa lagi nginep di rumah, aku bertanya-tanya kenapa yaa mulutnya diplester," tulis Andien dalam keterangan di Instagram Story-nya.
Baca: Susah Tidur Meski Lelah dan Mengantuk? Ini Trik Mengatasinya
Baca: Bintang Disney Channel Cameron Boyce Meninggal di Usia 20 Tahun, Alami Kejang saat Tidur
Baca: Insomnia? 5 Tips Ini Ampuh Buat Tidur Nyenyak, Berjemur Setelah Bangun dan Bersantai Sebelum Tidur
Dilansir Grid.id, lebih lanjut Andien menceritakan kalau Ia sudah pernah mendengar metode ini dari salah satu gurunya namun belum menanggapi dengan serius saat itu.
Baru saat ia menanyakan pada salah satu kerabat yang akrab ia sapa 'Mas Gobind' dan mengikuti workshop self healing-nya tahun lalu, Andien merasa tertarik dengan metode ini.
Mengutip dari Innovative Medicine, cara yang dilakukan Andien ini merupakan metode Buteyko Breathing.
Tujuannya untuk mengembalikan volume pernapasan ke posisi normal melalui hidung dan menghindari hiperventilasi kronis.
Ketika pernapasan normal, idealnya dilakukan dengan bernapas ringan, tenang, dan hanya melalui hidung, bukan mulut.
Melalui latihan Buteyko breathing, Andien pun merasakan banyak manfaat.
Manfaat tersebut yaitu lebih mudah untuk mendapatkan tidur yang berkualitas.
Badan juga lebih segar saat bangun dan tak ada bau mulut.
Bahkan, Andien merasa kebiasaan baik ini perlu diterapkan sejak dini.
Oleh karena itu, ia membiasakan Kawa, anaknya, mencobanya saat tidur.
"Kawa juga masih on and off. kadang mau kadang enggak.. mulai dari orangtuanya dulu, kalo dia terbiasa melihat, dia akan melakukan dengan senang hati."
Perlu diketahui, tidur dengan mulut terbuka ternyata memang sangat berisiko pada kesehatan mulut dan gigi.
Sebuah hasil penelitian di Journal Rehabilitaion Oral menyebutkan, jika kita tertidur dengan mulut terbuka akan meningkatkan risiko terjadinya pegikisan enamel gigi.
Ketika tidur dengan posisi mulut terbuka, air liur di dalam rongga mulut akan berkurang lantaran mulut ikut berperan dalam melakukan pernapasan.
Hal itu menyebabkan tingkat keasaman mulut meningkat, sehingga bakteri yang menghasilkan asam tidak bisa lagi dibinasakan oleh air liur yang minimal.
Penelitian ini dilakukan dengan menguji partisipan yang tertidur sambil bernapas melalui mulut terbuka dan mereka yang tertidur dengan mulut tertutup.
Dikutip dari semanticscholar.org, hasilnya adalah, mereka yang tertidur dengan mulut tertutup akan memiliki kadar keasaman yang netral dengan angka 7,7.
Sementara itu, mereka yang tertidur dengan mulut terbuka justru memiliki angka keasaman rata-rata 6,6 atau sangat tinggi.
Bahkan beberapa partisipan memiliki kadar pH atau keasaman mencapai 3,6 yang berarti sangat tinggi.
Dengan mulut yang sangat asam, maka enamel gigi pun beresiko mengalami pengikisan dengan signifikan.
Risiko pengikisan ini bahkan setara dengan jika kita mengonsumsi minuman bersoda atau jus jeruk sesaat sebelum kita tidur.
Selain pengikisan enamel gigi, gigi juga beresiko terkena erosi, munculnya karies, hingga pembusukan yang tentu saja sangat berbahaya.
Sementara itu, dilansir Medical News Today, tidur sambil membuka mulut memungkinkan seseorang bernapas dengan mulut saat tidur.
Hal ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi kesehatan.
Beberapa komplikasi kesehatan tersebut antara lain :
- Pembusukan dan penyakit gusi
- Mendengkur dan sleep apnea yang lebih intens
- Masalah sendi rahang
- Kesulitan berbicara dan menelan
- Gigitan pada mulut
- Amandel dan kelenjar gondok membesar
- Memburuknya gejala asma
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia/Grid.id/Anjar Saputra)