Inovasi MRI Terbaru di Indonesia, Magnetom Lumina dan Magnetom Altea
MRI digunakan untuk mendiagnosis penyakit seperti tumor, dan untuk pencitraan stroke yang hasilnya dibutuhkan segera
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siemens Healthineers meluncurkan inovasi MRI terbaru, yaitu Magnetom Lumina (3 Tesla) dan Magnetom Altea (1.5T).
Kedua sistem dilengkapi dengan teknologi BioMatrix terbaru yang bertujuan untuk mentransformasi penyediaan layanan dan perawatan di bidang MRI, meningkatkan pengalaman pasien, dan di saat yang sama meningkatkan produktivitas sekaligus memastikan kualitas pencitraan yang konsisten dalam pemindaian MRI.
Teknologi ini merupakan prosedur non-invasif dan tidak menyakitkan yang banyak digunakan untuk menghasilkan gambar dari berbagai bagian tubuh manusia, mulai dari kepala pasien hingga kaki, dengan menggunakan medan magnet dan gelombang radio.
MRI digunakan untuk mendiagnosis penyakit seperti tumor, dan untuk pencitraan stroke yang hasilnya dibutuhkan segera, serta menentukan, merencanakan dan memantau perawatan setelah diagnosis penyakit.
Alfred Fahringer, Country Head Siemens Healthineers Indonesia mengatakan, siemens Healthineers memahami tantangan yang dihadapi para penyedia layanan kesehatan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
"Dalam proses yang memungkinkan mereka untuk fokus dalam melayani pasien, kami bangga menjadi enabler bagi mereka dalam memperluas obat-obatan presisi, mentransformasi penyediaan layanan, meningkatkan pengalaman pasien, serta menerapkan digitalisasi, dan kali ini dalam bidang MRI,” tuturnya, Rabu (24/7/2019).
Baca: Harga HP Samsung Bulan Juli: Ada Galaxy A80 hingga S10, Terbaru dan Terlengkap!
Siemens Healthineers juga meningkatkan kepuasan pasien selama pemeriksaan.
Fitur terbaru dalam portofolio ini adalah sistem infotainmen in-bore revolusioner, Innovision, yang memungkinkan pasien untuk menonton acara favorit mereka selama menjalani tes MRI.
Inovasi ini mengurangi kecemasan yang dapat mengakibatkan pasien bergerak atau bahkan menyebabkan proses pemindaian harus dihentikan.
Selain itu, solusi infotainmen in-bore ini dirancang untuk menampilkan informasi seperti sisa waktu akuisisi bagi pasien.
Bantal yang dirancang untuk mentransmisikan sinyal audio yang jernih dan mengurangi kebisingan pemindai secara substansial, dengan tampilan yang terencana sehingga membuat bagian dalam ruang pemindai tampak lebih besar, yang bermanfaat bagi pasien yang menderita claustrophobia (fobia akan ruang sempit).
Teknologi BioMatrix dari Siemens Healthineers pada sistem ini menghadirkan kombinasi sensor, tuner, dan antarmuka yang memberikan kualitas gambar yang superior untuk hasil yang konsisten dan dapat direproduksi dalam waktu singkat, terlepas dari siapa pasien atau penggunanya.
Baca: KKHI Makkah Sudah Tangani 76 Pasien Jemaah Haji
BioMatrix Sensors, misalnya, secara otomatis mendeteksi pola pernapasan pasien.
Hal ini memungkinkan pengguna untuk memilih strategi pemeriksaan optimal untuk setiap pasien dan secara otomatis memicu urutan. Dari persiapan pasien hingga distribusi hasil, alur kerja baru ini merampingkan operasi klinis secara efisien dengan menggunakan teknologi berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan intuitif sehingga menghasilkan pemindaian yang lebih akurat dengan tingkat throughput pasien yang lebih tinggi bagi para penyedia layanan kesehatan.
Dengan Turbo Suite baru, Siemens Healthineers memperkenalkan teknik akselerasi yang mentransformasi industri kesehatan.
Terdiri dari aplikasi khusus yang disesuaikan dengan pertanyaan klinis dalam pencitraan muskuloskeletal, tulang belakang, neurovaskular, perut, payudara dan jantung, Turbo Suite dapat mengurangi waktu pemindaian untuk pemeriksaan menyeluruh hingga 50% tanpa mengurangi kualitas gambar.
Hal ini dapat membantu meningkatkan throughput pasien dan produktivitas pemindai, serta menurunkan biaya per pemindaian di saat yang sama, sementara pasien mendapat manfaat dari waktu tunggu dan pemeriksaan yang lebih singkat.
“Magnetom Altea 1.5 T dan Magnetom Lumina 3 T pada dasarnya sudah dirancang dalam DNA mereka mengenai pengalaman pasien dan produktivitas,” ujar Yonathan Audhitya Suthihono, MR Business Manager di Siemens Healthineers Indonesia.
Ia menyebut mulai dari memastikan kenyamanan pasien secara optimal selama pemindaian MRI sampai efisiensi alur kerja MRI yang serba otomatis berkat fitur kecerdasan buatan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.