Tuan Rumah AFCC ke-24, Indonesia Jadi Satu di Antara 'Leader' Penanganan Penyakit Kardiovaskular
angka kejadian PJB diperkirakan mencapai 43.200 kasus dari 4,8 juta kelahiran hidup (9 : 1000 kelahiran hidup) setiap tahunnya
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Berdekatan dengan peringatan Hari Jantung Sedunia yang jatuh pada tanggal 29 September, PERKI menyelenggarakan ASEAN Federation Cardiology Congress (AFCC) ke-24, yang akan digelar pada 19 – 22 September 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang.
Kegiatan ini didorong oleh penyakit kardiovaskular yang masih menjadi ancaman dunia (global threat). Penyakit ini juga berperan utama sebagai penyebab kematian di seluruh dunia.
Badan kesehatan dunia (WHO) mendorong setiap negara untuk serius melakukan upaya upaya kesehatan yang berperan dalam mencegah ataupun mengatasi penyakit yang dapat berakibat fatal ini.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) yang didirikan sejak 1957 sebagai wadah dokter spesialis jantung dan pembuluh darah telah bergerak aktif dalam berbagai lini untuk turut berperan dalam gerakan mengatasi penyakit kardiovaskular di Indonesia.
Kegiatan yang digelar untuk ke-24 kalinya ini diselenggarakan bersamaan dengan 28th Annual Scientific Meeting of the Indonesia Heart Association (28th ASMIHA), yang diperkirakan akan dihadiri sekitar 3.000 kardiolog dari negara-negara Asia.
Baca: Ambulans yang Sedang Antar Jenazah Tabrak Truk di Tegal, Seluruh Penumpang yang Ikut Mengantar Tewas
Baca: Mama Muda dan Gadis SMA Jadi Sasaran Aksi Pria Misterius Mirip Kolor Ijo, Subuh Jadi Waktu Mencekam
President Asean Federation of Cardiology, Dr dr Anwar Santoso, SpJP (K) FIHA FAsCC FESC FACC mengatakan, dengan kemajuan pesat dalam sains dan teknologi di bidang kardiologi, penting bagi pihaknya selaku profesional di bidang ini untuk terus berkembang.
"Penting bagi para kardiolog untuk terus mendapatkan informasi terbaru melalui pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan. Kami percaya bahwa pertemuan AFCC ini akan merangsang pertukaran ide kreatif dan seirama dengan upaya pencapaian target penurunan penyakit kardiovaskular sebanyak 30 persen pada tahun 2030 nantinya,” kata dia dalam konferensi pers AFCC ke-24 di ICE BSD, Jumat (20/9/2019).
Lebih lanjut dr Anwar Santoso mengatakan, gagasan pertemuan ilmiah dan akademis di antara negara-negara ASEAN ini, diharapkan akan membuat hubungan yang lebih baik dan lebih hangat untuk kardiologi dari seluruh negara ASEAN.
"Tentunya juga dapat menjadi wadah pertukaran informasi terbaru untuk menambah pengetahuan di bidang Kardiologi,” kata dia.
Kegiatan 24th ASEAN Federation Cardiology Congress merupakan hasil kolaborasi antara PERKI, Asian Pacific Society of Cardiology (APSC), American College of Cardiology (ACC), European Society of Cardiology (ESC), Cardiac Society of Australia & New Zealand (CSANZ) dan juga Japanese Circulation Society (JCS).Terdapat sesi simposium bersama berbagai organisasi jantung dunia tersebut untuk berbagai pengalaman dalam pencegahan dan penanganan penyakit kardiovaskular.
Dia juga menyebut, menjadi kebanggan tersendiri atas penunjukan Indonesia menjadi uan rumah penyelenggaraan kegiatan AFCC.
“Kami merasa bangga, Ini menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah satu leader di bidang penanganan penyakit kardiovaskular," kata dia.
Adapun Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Dr dr Isman Firdaus, SpJP(K), FIHA, FAsCC, FAPSIC, FESC, FSCAI menjelaskan selama empat hari digelar, acara AFCC ini akan diisi dengan beragam program ilmiah yang mencakup lokakarya, ceramah, debat, presentasi kasus, studi terbaru, simposium dan lainnya.
Para peserta akan menjalankan sesi interaktif dan mendapatkan pembaruan terbaru terkait penanganan penyakit jantung akut, gagal jantung, pencegahan, hipertensi, sindrom kardiometabolik, dan pembedahan.