Pentingnya Peran Orangtua untuk Kesehatan Mental Anak
Orangtua memiliki peran penting dalam kesehatan mental anak sehingga harus bangun hubungan yang positif dengan anak sejak dini
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Deodatus Pradipto
![Pentingnya Peran Orangtua untuk Kesehatan Mental Anak](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pekan-kebudayan-nasional-2019_20191008_122515.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orangtua memiliki peran penting dalam kesehatan mental anak. Oleh karena itu, orangtua harus membangun hubungan yang positif dengan anak sejak dini.
Hal ini disampaikan oleh psikolog Rayi Tanjungsari kepada Tribun Network, Senin (7/10/2019).
Rayi mengatakan anak harus merasa orangtua adalah tempat yang aman baginya untuk menceritakan pengalaman secara terbuka. Selain itu, orangtua juga harus membuat batasan-batasan mengenai perilaku mana yang tidak wajar dan dapat menyakiti orang lain serta perilaku yang dapat membahayakan orang lain.
"Agar anak dapat memahami perlakuan yang dia dapat dari orang lain dan paham tidak melakukannya kepada orang lain," kata Rayi.
Menurut Rayi pemahaman setiap individu adalah unik dan spesial perlu ditanamkan pada anak. Anak juga harus terbiasa melihat sisi positif dari suatu individu. Hal ini diperlukan agar anak dapat menerima diri apa adanya dan memahami perbedaan dirinya dari orang lain.
Rayi juga menganjurkan orangtua untuk sejak dini melatih anak untuk memiliki postur tubuh yang menunjukkan kepercayaan diri. Misalnya membiasakan anak berjalan menatap ke depan, menatap mata lawan bicara dan berjalan tegak.
"Hal ini untuk menunjukkan sikap percaya diri agar anak terhindar dari potensi menjadi korban bullying (perundungan)," ujarnya.
![Sejumlah warga dari Komunitas Sudah Dong membentangkan stiker berisikan ajakan tidak melakukan](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ajakan-stop-bullying-saat-cfd_20170723_163657.jpg)
Psikolog Ahastari Nataliza mengatakan ada banyak faktor yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi.
Masalah kesehatan mental juga bisa disebabkan oleh faktor-faktor dari dalam diri individu dan lingkungan. Manajemen stres yang kurang dan kurangnya perawatan diri bisa menyebabkan masalah kesehatan mental.
"Bisa juga karena media sosial, lingkungan, tekanan teman sebaya, situasi tak terduga seperti pemecatan, bencana alam atau sakit parah," ujar Nataliza kepada Tribun Network, Senin (7/10/2019).
Untuk mengatasi masalah kesehatan mental, kata Nataliza, masyarakat harus bisa menangani stres melalui manajemen stres atau perawatan diri. Masyarakat juga harus menghapus stigma konsultasi ke psikolog berarti hal yang memalukan.
"Mari bersama-sama untuk end the stigma pergi ke psikolog itu berarti gila atau memalukan," kata Nataliza.
![Petugas memandikan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), Suterman yang dikurung oleh keluarganya selama lima tahun saat dievakuasi di Jalan Bromo, Medan, Sumatera Utara, Rabu (2/5/2018). Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Pemko Medan melepas Suterman (34 tahun) dari pemasungan, untuk menjalani proses penyembuhan di rumah sakit jiwa. TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pengidap-gangguan-jiwa-dilepaskan-dari-pasungan-di-medan_20180502_232541.jpg)
Menurut Nataliza masih banyak pihak yang beranggapan orang yang konsultasi ke psikolog sudah termasuk gila. Hal ini yang menyebabkan masyarakat masih menganggap remeh gejala-gejala depresi.
"Atau menganggap penyakit mental lainnya, 'Ah, gini doang.' Atau malu melangkah cari bantuan. Masih banyak mindset (pola pikir) seperti itu," kata Nataliza.
Nataliza mengatakan kini masyarakat bisa mendapatkan edukasi tentang kesehatan mental melalui media sosial. Di media sosial seperti Facebook, Instagram dan Twitter banyak akun yang bertujuan memberikan edukasi tentang kesehatan mental.
"Banyak juga tokoh-tokoh yang mulai sadar tentang pentingnya kesehatan mental, tidak cuma kesehatan fisik. Helpline (nomor telepon untuk meminta pertolongan) untuk suicide (bunuh diri) juga sudah banyak," ucapnya.