Dampak Buruk Akibat Keseringan Konsumsi Minuman Latte
Tak sedikit orang menggemari minuman latte. Sayangnya, kandungan gula dalam minuman ini relatif tinggi.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Tak sedikit orang menggemari minuman latte. Sayangnya, kandungan gula dalam minuman ini relatif tinggi.
Konsumsi minuman yang mengandung gula, termasuk softdrink, jus, dan juga kopi susu seperti latte, diketahui dapat meningkatkan risiko diabetes melitus.
Demikian menurut tim peneliti dari Harvard T.H Chan School of Public Health.
Temuan mereka menyebutkan, konsumsi minuman-minuman manis itu membuat risiko terkena diabetes "moderat".
Penelitian itu dilakukan dengan melacak asupan minuman manis pada 192.000 partisipan selama 26 tahun. Status kesehatan para responden diteliti setiap 4 tahun sekali.
Baca: 7 Bumbu dan Rempah yang Dapat Bantu Program Diet
Baca: Sulli Pernah Mengharapkan Rasa Cinta Saat Depresi Melanda, Tapi Malah Ditinggalkan
Baca: Hipertensi Bisa Jadi Penyebab Gagal Ginjal, Ini Penjelasan Ahli
Menurut konselor nutrisi pada diabetes, Alexis Elliott, banyak orang tidak menyadari berapa banyak gula yang terdapat dalam sekaleng soda atau minuman lain.
Berikut adalah berapa kandungan gula dalam minuman favorit banyak orang, seperti dikutip dari Healthline:
- Satu kaleng coca cola berukuran 350 ml mengandung 39 gram gula.
- Satu gelas jus buah berukuran 375 ml mengandung 30.9 gram gula.
- Satu cup (ukuran tall) Chai Tea Latte di Starbuck mengandung 32 gram gula.
- Seperempat cangkir cokelat kacang bersalut gula mengandung 29 gram gula.
"Walau jus mengandung nutrisi tertentu, tetapi konsumsinya tetap harus dibatasi," kata Dr.Frank Hu, profesor nutrisi dan epidemiologi.
Cara gampang untuk menurunkan risiko diabetes tipe 2 adalah membatasi asupan makanan dan minuman yang tinggi gula.
Mengganti sekaleng soda atau satu kemasan jus buah dengan air putih atau kopi tanpa gula sudah cukup membantu menekan risiko diabetes 2-10 persen.
Elliot menegaskan, gula bisa lebih menimbulkan kecanduan dibanding heroin.
"Tetapi kita terpapar gula setiap saat dan masyarakat menganggapnya sebagai hal normal dibanding zat adiktif lainnya. Jadi, lebih sulit menghindari kecanduan gula," paparnya.
Ketika membantu kliennya mengurangi kecanduan gula, Elliot mengamati kebanyakan kebiasaan itu berasal dari pilihan makanan yang tampak tidak berbahaya, seperti krimer kopi.
"Kebanyakan klien tidak bisa berhenti mengonsumsi krimer kopi yang manis, padahal ada banyak gula di dalam sajian yang kecil itu," katanya.
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sering Konsumsi Minuman Latte Tingkatkan Risiko Diabetes