Strategi Rumah Sakit Kalau Pasien Turun Kelas Akibat Iuran Naik
Kenaikan iuran BPJS Kesehatan dikhawatirkan akan membuat para peserta turun kelas untuk menyesuaikan besaran uang yang dibayarkan dengan kemampuan.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconnny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Kenaikan iuran BPJS Kesehatan dikhawatirkan akan membuat para peserta turun kelas untuk menyesuaikan besaran uang yang dibayarkan dengan kemampuan.
Jika nantinya banyak pasien yang turun kelas, RS Anak Bunda (RSAB) Harapan Kita mengaku tetap siap memberikan pelayanan bagi pasiennya.
Mengingat statusnya sebagai rumah sakit negeri, Direktur Utama RSAB Harapan Kita Dr. Didi Danukusumo menuturkan ruangan dipastikan tersedia.
Kemudian secara tindakan medik dipastikan sama.
Baca: Khawatir Tak Sanggup Bayar BPJS, Wayan Sudi Ajukan Turun Kepesertaan Jadi Kelas III
Baca: BPJS Naik, Apakah Jaminan Pelayanan Akan Meningkat?
Baca: Tak Terima Iuran Naik, Peserta BPJS Kesehatan di Surabaya Ajukan Gugatan ke Pengadilan
“Ruang perawatan medik siap ya namanya rumah sakit negeri kan 25 persen ruangan untuk rakyat tidak mampu kan. Kita gak akan bedain kalau operasi kelas tiga benangnya gampang putus enggak sama benangnya,” papar Didi saat ditemui di RSAB Harapan Kita, Senin (4/11/2019).
Jika nantinya ada penumpukan di kelas-kelas tertentu RSAB Harapan Kita sudah menyiapkan strategi misalnya menitipkan pasien di kelas tertentu atau merujuk ke rumah sakit yang lain.
“Itu strategi kita kalalu kelas tiga penuh kita titip di kelas 2, kelas 2 penu titip ke kelas satu dan sekarang kan ada sitem rujukan terpadu, ada network kalau gak ada di kita ya di RSCM atau RSPAD,” ungkap Didi.
Kemudian dengan adanya kenaikan iuran, RSAB Harapan Kita berharap alur pembayaran lebih lancar meskipun ada pembiayaan dari APBN, penghasilan rumah sakit maupun asuransi kesehatan yang selama ini menjadi masukan rumah sakit ini.
“Jadi apapun yang terjadi, BPJS belum bayar kita tetap tangani kita gak nolak karena kita pusat rujukan karena bayi dengan penyakit bawaan itu gak bisa lagi dikirim kemana-mana harus kita tangani apapun yang terjadi,” papar Didi.