Ada Ibu Membunuh Bayi yang Dilahirkannya: Bagaimana Memahami Depresi Wanita Setelah Persalinan?
Dari hasil riset, terbukti bahwa stres kronis selama kehamilan adalah penyebab umum dari depresi pascapersalinan.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Seorang ibu tega membunuh bayi yang baru saja dilahirkan bukan hal baru. Kasus serupa berkali-kali dikabarkan di media massa.
Bulan lalu, misalnya, seorang ibu muda berinisial NPA (21) tega membunuh anaknya yang masih balita dengan memaksa minum air dalam kemasan dengan jumlah banyak.
Yang terkini, seorang ibu tega masukkan bayi yang baru dilahirkannya ke mesin cuci hingga tewas.
Sebagian besar kasus tersebut terjadi karena fenomena depresi setelah persalinan.
Menurut penelitian, stres kronis selama kehamilan memicu respons kekebalan di otak yang berpotensi mengubah fungsi otak dengan cara yang dapat berkontribusi pada depresi pascapersalinan.
Riset dilakukan oleh peneliti dari Ohio State University yang dilakukan untuk mempelajari struktur biologis otak karena depresi pascapersalinan.
Dari hasil riset, terbukti bahwa stres kronis selama kehamilan adalah penyebab umum dari depresi pascapersalinan.
Gejala ini ditandai dengan kesedihan, kecemasan, dan kelelahan yang ekstrem yang dapat mengganggu kemampuan seorang ibu untuk merawat dirinya sendiri atau bayinya.
Stres dapat menyebabkan peradangan, yang mendorong respons imun untuk melindungi terhadap efek berbahaya peradangan.
Para ilmuwan menduga sel-sel kekebalan di otak yang merespons stres juga turut mengakibatkan hal ini.
Oleh karena itu, perubahan kekebalan tubuh dapat menciptakan keadaan di otak yang juga meningkatkan kerentanan terhadap depresi.
Gejala depresi pascapersalinan
Tanda dan gejala depresi setelah persalinan bervariasi, berikut beberapa di antaranya:
- Kebingungan dan disorientasi
- Pikiran obsesif tentang bayi
- Halusinasi dan delusi
- Gangguan tidur
- Energi dan agitasi yang berlebihan
- Paranoia
- Mencoba melukai diri sendiri atau bayi
Gangguan ini dapat menyebabkan pikiran atau perilaku yang mengancam jiwa dan membutuhkan perawatan segera.
Penyebab depresi pascapersalinan
1. Perubahan fisik
Setelah melahirkan, penurunan dramatis hormon (estrogen dan progesteron) dalam tubuh wanita dapat berkontribusi terhadap depresi pascapersalinan.
Baca: Kisah Persalinan Putri Keduanya, Yasmine Wildblood Masih Sempat Menonton Film Joker Sebelum Mules
Baca: Tak Ada yang Tahu Kehamilannya Setelah Wanita Itu Masukkan Bayinya ke Mesin Cuci
Baca: Kasus Depresi Bisa Berakibat Fatal, Kenali Beragam Gangguan Mental Berikut
Hormon lain yang diproduksi oleh kelenjar tiroid juga dapat menurun tajam yang dapat membuat kita merasa lelah, lamban dan tertekan.
2. Masalah emosional
Ketika kita kurang tidur dan kewalahan, kita mungkin kesulitan menangani banyak hal bahkan masalah kecil sekalipun.
Kita mungkin khawatir tentang kemampuan diri untuk merawat bayi yang baru lahir. Bahkan, wanita yang baru saja menjadi seorang ibu mungkin merasa kehilangan kendali atas hidupnya.
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Memahami Depresi Usai Persalinan yang Kerap Terjadi pada Wanita