Ashanty Salah Konsumsi Obat Diet, Bagaimana Obat Penurun Badan Instan Merusak Tubuh? Ini Kata Dokter
Supaya tambil kurus dengan cepat, obat-obatan diet menjadi penggoda yang paling mudah dipilih. Hal ini pernah dialami Ashanty.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
Meski, akses untuk mendapatkannya pun mudah karena dijual secara online.
Bagaimana obat diet dicerna tubuh hingga memunculkan efek samping dan kerusakan organ tubuh?
DR.dr.Tan Shot Yen,M.hum yang merupakan dokter dan ahli gizi menceritakan diet dengan obat tidak ramah dengan tubuh.
Menurunkan berat badan secara instan tidak sesuai dengan kondisi tubuh serta tidak dibarengi dengan menjaga nutriSI yang baik buat tubuh.
"Bobot meningkat dalam hitungan bulan dan tahun, tapi dia ingin bobot susut dalam hitungan minggu kalau perlu hari. Lalu daya tarik pil dan obat menjadi magnet yang dijual buat narik untung produsennya, bukan demi kesehatan konsumen," kata dr. Tan kepada Tribunnews.com, Sabtu (30/11/2019).
Padahal untuk diet sebenarnya bisa dilakukan tanpa obat-obatan, hanya dengan memperhatikan asupan makanan seperti mengurangi mengonsumsi makanan ultra proses.
Godaan dari makanan ultra proses ini mudah didapatkan dan harganya murah tapi paling mudah menimbulkan penumpukan lemak yang dapat memancing kelebihan berat badan.
Makanan ultra proses ini diantaranya roti, seral, coklat, pasta, biskuit, permen, es krim, selai, yoghurt.
"Singkirkan semua produk yang berciri adanya ‘food addivities’: gula, garam, lemak, perasa, penguat rasa. Biasanya hasil olahan industri untuk menyerupai keaslian bahan alaminya," kata dr. Tan.
Kemudian mulai disiplin dengan waktu makan, jangan sampai melewati waktu makan hanya untuk menurunkan berat badan. Makan tetap tiga kalo yakni sarapan, makan siang, dan makan malam.
Pola makan yang tidak teratur dapat mengganggu berbagai hormon dalam tubuh seperti insulin, ghrelin dan leptin yang mengatur pemakaian energi, dan pemberi signal lapar dan kengang.
"Kesalahan orang, dibela-belain nggak makan terutama malam hari. Salah besar. Justru kita mesti makan dengan frekuensi teratur, karena ini berhubungan dengan kesetimbangan banyak hormon. Jadi, jangan mendustai tubuh," tutur dr. Tan.
Saat makan sesuaikan porsi makan jangan yang asal bikin ganjel perut. Sesuaikan dengan pedoman 'ISI PIRINGKU' dari Kementerian Kesehatan yakni ada lauk-pauk, makanan pokok, buah-buahan dan sayur.
Cara pengolahan makanan juga harus diperhatikan jangan terus-terusan makan makanan yang digoreng seimbangkan makanan dengan cara direbus dan sesuai bentuk aslinya seperti konsumsi buah aslinya tidak perlu dijus atau salad buah.
"Diet hanya untuk kurus akhirnya bikin yo-yo. karena rasa lapar dan nafsu yang belum terarahkan. Kita butuh 'manual' hidup sehat sebagai fondasi sehat beneran. Manual itu hanya bisa dijalankan dengan dasar paham, bukan patuh," pungkas dr. Tan.