Jaga Kesehatan untuk Cegah Corona, Masyarakat Diimbau Robek Masker Bekas dan Cuci Tangan Pakai Sabun
Pengajar FK Universitas Indonesia (UI), Dewi Sumaryani Soemarko mengimbau, sebelum masker dibuang, masyarakat harus merobeknya terlebih dulu.
Penulis: Nuryanti
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan, dua warga negara Indonesia dinyatakan positif terjangkit virus corona pada Senin (2/3/2020) lalu.
Akibatnya, permintaan dan harga masker melonjak tinggi di sejumlah apotek dan toko di beberapa wilayah Indonesia.
Tingginya permintaan masyarakat, kemungkinan akan dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab untuk menjual masker bekas pakai.
Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Dewi Sumaryani Soemarko mengimbau, sebelum masker dibuang, masyarakat harus merobeknya terlebih dulu.
"Masker bekas silakan dirobek-robek dan dirusak. Supaya enggak dijual lagi, supaya tidak bisa digunakan lagi."
"Terutama untuk masker yang disposable (sekali pakai)," kata Dewi di Gedung FK UI, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
Baca: Sidak ke Distributor Masker, Kabareskrim: Ketersediaan Stok Cukup
Baca: 12 Kasus Penimbunan Masker dan Hand Sanitizer Terungkap dalam 2 Hari, 25 Orang Jadi Tersangka
Menurutnya, orang yang harus menggunakan masker adalah orang yang sakit, jadi orang yang sehat tak perlu memakainya.
"Kalau kita umum yang enggak ada masalah sebenarnya tidak ada-apa (tidak pakai masker)," katanya.
Ia menjelaskan, selain orang sakit, masker harus dikenakan oleh tenaga medis yang langsung berinteraksi dengan pasien.
"Yang lebih penting pakai masker itu siapa? Rumah sakit, fasilitas kesehatan."
"Justru dia yang harus pakai masker. Kenapa? Karena dia tiap hari ketemu sama orang dengan berbagai macam penyakit," jelas Dewi.
Cuci Tangan dengan Sabun
Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI), dr Moh Adib Khumaidi, Sp.OT menyampaikan, menjaga kesehatan adalah sesuatu yang wajib dilakukan setelah masuknya corona ke Indonesia.
"Masyarakat dari berbagai lapisan harus tenang namun tetap waspada, karena yang terpenting adalah menjaga ketahanan dan kebersihan tubuh kita," kata Adib, Rabu (4/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
Ia menyebut, mencuci tangan dengan sabun adalah cara terbaik untuk menghilangkan kuman dalam jumlah besar.
Baca: PR Ditjen PAS Tangani Overcrowded di Lapas dan Rutan
Baca: Wabah Virus Corona Meluas, Ratu Elizabeth II Gunakan Sarung Tangan saat Hadiri Pertemuan Publik
Namun, jika tidak ada sabun atau air, bisa menggunakan gel pembersih tangan beralkohol.
Sebab, gel pembersih tersebut ampuh untuk mengurangi kuman, tapi tidak bisa membasmi keseluruhan bakteri.
Berikut cara mencuci tangan yang efektif untuk membunuh kuman:
1. Basahkan kedua tangan dengan air bersih mengalir, matikan keran, lalu tuang sabun secukupnya.
2. Gosok kedua tangan, dan pastikan menggosok sela-sela jari, kedua punggung tangan, dan di bawah kuku.
3. Kaitkan seluruh jari dengan telapak saling menyentuh, dan gosok bagian dalam, bergantian dua sisi tangan.
4. Kemudian tukar posisi, kaitkan jari-jari tangan kiri di atas punggung tangan kanan dan gosok bagian punggung tangan bergantian.
5. Gosok jempol kiri menggunakan tangan kanan dengan gerakan memutar, begitu pula sebaliknya.
6. Lakukan selama 20 detik selama menggosok tangan.
7. Bilas tangan hingga bersih dengan air yang mengalir.
8. Keringkan kedua tangan dengan handuk bersih atau angin-anginkan.
9. Jika memungkinkan, matikan keran menggunakan siku atau gunakan tisu untuk menghalangi tangan.
Mendagri Beri Tips Jaga Imun Tubuh
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian mengimbau masyarakat, agar tetap menjaga sistem imun tubuh, yakni dengan olahraga dan menjaga pola hidup yang sehat.
"Tindakan preventif itu, terutama memperkuat daya tahan tubuh, itu yang penting, olahraga," ujar Tito, dikutip dari Kompas.com, Selasa (3/3/2020).
Ia menyebut, virus berbahaya tak akan menjangkit dan berkembang di dalam tubuh, jika daya tubuh dalam kondisi yang kuat.
"Karena virus itu yang paling utama ada di sistem daya tahan tubuh."
"Kalau daya tubuh kuat, virus juga tidak bisa berkembang," jelas Tito.
Baca: Jokowi Instruksikan Menkes Pertajam Pelacakan Mata Rantai Kontak 2 Pasien Positif Virus Corona
Baca: 31 Orang Dalam Pemantauan Terkait Virus Corona di RSUP Persahabatan
Mantan Kapolri ini juga menyarankan masyarakat berjemur di pagi hari, untuk memperoleh kandungan vitamin D.
"Kita semua belajar dari dulu, namanya matahari pagi itu banyak mengandung manfaat termasuk vitamin D dan lain-lain," katanya.
"Hal ini menunjukkan bahwa di suhu-suhu tertentu yang panas, dia (virus) tidak bisa berkembang."
"Nah keuntungan kita negara yang tropis seperti itu," jelas Tito.
Ia menambahkan, masyarakat diminta untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.
Baca: Konsul Haji KJRI Jeddah: Persiapan Haji 2020 Masih Berlangsung, Tak Terganggu Isu Virus Corona
Baca: Gampang, Ini Cara Mengolah Jahe, Kunyit & Temulawak untuk Cegah Tertular Virus Corona
Masyarakat bisa memilih makanan jenis sayuran dan buah, serta tak lupa mengonsumsi vitamin.
Tito Karnavian juga mengimbau, agar masyarakat Indonesia rajin untuk mencuci tangan dengan sabun.
Menurutnya, metode penyebaran virus corona terutama disebabkan sentuhan langsung dengan penderita.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa/Ellyvon Pranita/Dian Erika Nugraheny)