Perempuan Sering Hadapi Tekanan Lingkungan dan Sosok yang Kurang Mementingkan Diri Sendiri
Kaum perempuan sering disebut sebagai sosok yang masih kurang mempedulikan kesehatannya sendiri dan lebih mengutamakan
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
"Bahkan (tekanan) dalam situasi terkecil, misalnya menentukan kapan ingin menikah, memiliki anak, memiliki berapa banyak anak, penentuan gizi dan edukasi anak, serta hal-hal lainnya," jelas Widyaningrum.
Ia pun berharap para perempuan ini bisa saling mendukung dalam menjalani setiap peran mereka, baik di rumah maupun masyarakat.
"Untuk itu, sudah saatnya kita sebagai perempuan saling memberikan dukungan, menjadi sahabat serta penyemangat satu sama lain, tidak menjatuhkan serta menerima adanya perbedaan sudut pandang," kata Widyaningrum.
Widyaningrum kembali menekankan harapannya agar para perempuan bisa menjadi sosok yang kuat, mencintai dan menghargai diri sendiri, serta menginspirasi dan menjadi sahabat bagi perempuan lainnya.
Sebagai sosok yang telah dan akan melahirkan generasi penerus bangsa, permasalahan kesehatan reproduksi turut menimbulkan kekhawatiran bagi mereka.
Berbagai survei dan laporan pun menunjukkan sejumlah masalah yang dialami kaum perempuan terkait kesehatan.
Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2017, menunjukkan bahwa dari 4,8 juta kelahiran di Indonesia setiap tahunnya, hanya 52 % bayi di bawah umur 6 bulan yang menerima ASI Eksklusif.
Hal ini dipicu satu diantaranya oleh faktor stres yang dialami para ibu dan tidak adanya dukungan sosial untuk mereka.
Data dari survei yang sama juga menunjukkan bahwa 7 % dari perempuan berusia muda yang memiliki umur antara 15-19 tahun telah menjadi ibu.
5 % diantaranya sudah melahirkan, sedangkan 2 % lainnya sedang mengandung anak pertama.
Kemudian berdasar pada data yang dimiliki Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2016 menyatakan 300 ibu meninggal setiap minggunya karena hal yang berkaitan dengan kehamilan maupun pada saat mereka melahirkan.
Sementara data dari laporan HIV triwulan II tahun 2019 Dirjen P2PL Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa saat ini ibu rumah tangga masih menjadi salah satu kelompok yang rentan terinfeksi HIV.
Mirisnya, di antara mereka, rata-rata baru tersadar terkait status HIV-nya pada saat sudah terkena AIDS dan mayoritas dari perempuan tersebut tertular penyakit ini dari suami mereka.
Selanjutnya menurut laporan SDKI 2017,
terdapat 11 % perempuan Indonesia yang belum terpenuhi kebutuhannya dalam memperoleh kontrasepsi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.