Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kenapa WHO Koreksi Istilah Social Distancing Menjadi Physical Distancing?

Perubahan ini terjadi akibat makna istilah social distancing atau pembatasan sosial berkaitan dengan interaksi sosial.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Kenapa WHO Koreksi Istilah Social Distancing Menjadi Physical Distancing?
Shutterstock
Ilustrasi virus corona covid-19.(Shutterstock) 

TRIBUNNEWS.COM - Social distancing disebut sebagai langkah atau upaya mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). Namun, baru-baru ini istilah social distancing diganti.

World Health Organization (WHO) melalui Dr Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis tanggapan COVID-19 dan kepala unit penyakit dan zoonosis, menyatakan istilah social distancing diubah menjadi physical distancing.

Pernyataan tersebut dilayangkan pada konferensi pers WHO tentang Covid-19, Jum'at 20 Maret 2020.

Perubahan ini terjadi akibat makna istilah social distancing atau pembatasan sosial berkaitan dengan interaksi sosial, sehingga ketika dibatasi maka akan muncul persepsi pemutusan hubungan antar manusia.

Baca: Sumber Makanan yang Baik untuk Imunitas Tubuh

Oleh karena itu WHO mengubahnya menjadi physical distancing atau pembatasan jarak, karena yang dibutuhkan kan jaga jarak secara fisik, bukanlah pemutusan hubungan dengan orang lain.

Dari kiri Direktur Program Health Emergencies World Health Organization (WHO) Michael Ryan, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan WHO Technical Lead Maria Van Kerkhove menghadiri jumpa pers mengenai virus corona atau COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa Swiss, Rabu (11/3/2020). Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan penilaian bahwa virus corona jenis baru (COVID-19) sebagai pandemi. (Photo by Fabrice COFFRINI / AFP)
Dari kiri Direktur Program Health Emergencies World Health Organization (WHO) Michael Ryan, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan WHO Technical Lead Maria Van Kerkhove menghadiri jumpa pers mengenai virus corona atau COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa Swiss, Rabu (11/3/2020). Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan penilaian bahwa virus corona jenis baru (COVID-19) sebagai pandemi. (Photo by Fabrice COFFRINI / AFP) (AFP/FABRICE COFFRINI)

"Anda mungkin pernah mendengar kami menggunakan frasa jarak fisik (physical distancing), bukan jarak sosial (social distancing) dan salah satu hal untuk menyoroti apa yang dikatakan Mike tentang menjaga jarak fisik (physical distancing) dari orang-orang sehingga kami dapat mencegah virus dari transfer ke satu lain; itu sangat penting." ucap Dr Maria Van Kerkhove, seperti dikutip dari audio koferensi pers WHO.

Berita Rekomendasi

Baca: Isolasi Diri di Kanada, Justin Bieber dan Hailey Baldwin Serasa Bulan Madu

"Tetapi itu tidak berarti bahwa secara sosial kita harus memutuskan hubungan dengan orang yang kita cintai, dari keluarga kita." tambahnya.

Meski saat ini kita sedang menerapkan physical distancing, bukan berarti kita tidak bisa menjalin hubungan dengan orang lain, sebaliknya kita tetap bisa berkomunikasi melalui teknologi.

"Teknologi saat ini telah sangat maju sehingga kita dapat tetap terhubung dalam banyak hal tanpa benar-benar secara fisik berada di ruangan yang sama" ujar Dr Kerkhove.

Baca: Kebiasaan yang Melemahkan Daya Tahan Tubuh

Sekali lagi, WHO menegaskan kini bukan lagi social distancing, melainkan physical distancing.

"Kami berubah untuk mengatakan jarak fisik (physical distancing) dan itu sengaja karena kami lakukan karena kami ingin orang-orang tetap terhubung." katanya.

Dengan demikian, WHO mengimbau masyarakat dunia untuk tidak memberlakukan pembatasan sosial dan memutuskan komunikasi dengan orang lain, melainkan untuk terus mengeksplorasi berbagai hal agar kita tetap terhubung karena hal tersebut berdampak pada kondisi kesehatan baik mental maupun fisik.

"Jadi temukan cara untuk melakukan itu, temukan cara melalui internet dan melalui media sosial yang berbeda untuk tetap terhubung karena kesehatan mental Anda melalui ini sama pentingnya dengan kesehatan fisik Anda." tuturnya.

Di Indonesia, hal demikian juga langsung tetapkan dan diinformasikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD pada Senin (23/3/20) lalu.

Mahfud MD mengungkapkan, pemerintah mengubah istilah social distancing menjadi physical distancing karena dianggap tidak sesuai kebudayaan masyarakat Indonesia.

Baca: Imbas Social Distancing, Prilly Latuconsina Potong Rambut Pakai Gunting Dapur di Rumahnya

"Usulan penyebutan social distancing itu dianggap, apa amannya, tidak sesuai dengan budaya kita," ujar Mahfud dalam konferensi video, Senin (23/3/2020), seperti dikutip dari Kompas.com.

Menurut Mahfud, penyebutan social distancing justru seakan-akan menjauhkan kerukunan masyarakat, maka pemerintah mengubah imbauan dalam mencegah penyebaran virus Corona dari 'pembatasan interaksi sosial (social distancing)' menjadi 'menjaga jarak secara fisik (physical distancing)'.

Meski istilahnya telah berubah, Mahfud menerangkan bahwa pergantian istilah tersebut tak mengubah kebijakan pemerintah dalam upaya meredam penyebaran virus corona (Covid-19).

"Tidak mengubah kebijakan apa-apa, hanya namanya saja," ucap dia, seperti dikutip dari Kompas.

Dengan demikian, perubahan istilah social distancing menjadi physical distancing diharapkan masyarakat tetap saling terhubung antara satu dengan lainnya meski dalam pembatasan jarak fisik.

Sumber: Grid.ID
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas