Muncul Gejala Baru Virus Corona, Begini Kecenderungannya
Fenomena ini disebut dengan "penularan presimptomatik" yang juga dikenal sebagai cara penyebaran flu.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selama ini sering menyatakan, batuk, demam, napas pendek sebagai tiga gejala virus corona.
Faktanya, jumlah kasus yang terus meningkat di dunia menyebabkan kemunculan berbagai gejala baru.
Deskripsi lebih perinci dari gejala virus corona menunjukkan, bagaiamana dokter dan peneliti masih mempelajari tentang virus itu. Nah, berikut beberapa gejala baru dari virus mematikan tersebut:
Kelelahan ekstrem
Hedy Bauman (74), pria dari Silver Spring, Maryland, Amerika Serikat (AS), merasa sangat lemah sehingga ia hampir tak bisa bejalan ke sudut-sudut rumahnya.
Dia mengatakan, membaca beberapa halaman koran cukup melelahkan.
"Kamar mandi saya mungkin berjarak 15 langkah dari temput tidur. Saya tak yakin bisa pergi dari kamar mandi ke tempat tidur," kata Bauman seperti dikutip NBC News.
Kendati tidak menderita demam, Bauman mengaku kedinginan.
Dokter yang merawat Bauman mengatakan, gejalanya konsisten dengan apa yang para dokter pelajari tentang kasus virus corona lain, meski masih menunggu hasil dari tes virus Bauman.
Nyeri otot
Brendan McLaughlin (28), penjaga keamanan di Holy Name Medical Center di Teaneck, New Jersey, AS merasakan pusing sebelum demam, kedinginan, dan nyeri otot.
Ia kemudian pergi ke ruang gawat darurat di rumahsakit tempatnya bekerja dan berpikir mungkin terserang flu.
Tes virus corona menunjukkan hasil positif. McLaughlin mengaku tak pernah merasa begitu sakit dalam hidupnya.
"Saya sehat. Saya mencoba makan dengan benar dan menjaga diriku sendiri," ujar McLaughlin.