Fakta-fakta Obat Dexamethasone, Diklaim Mampu Tingkatkan Peluang Bertahan Hidup Pasien Covid-19
Dexamethasone adalah obat antiinflamasi dan pembengkakan yang umum digunakan, diklaim dapat mengurasi risiko kematian pasien Covid-19 yang kritis
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Berikut fakta-fakta obat Dexamethasone (deksametason) yang diklaim mampu meningkatkan peluang bertahan hidup pada pasien COVID-19 yang kritis.
Hasil studi klinis Universitas Oxford mengungkapkan dexamethasone dosis rendah dapat meningkatkan peluang bertahan hidup pada pasien Covid-19 dengan bantuan pernapasan.
Dalam studi tersebut, obat ini dapat mengurangi jumlah kematian sebesar sepertiga untuk orang yang menggunakan ventilator.
Berikut tujuh fakta obat dexamethasone yang Tribunnews.com kumpulkan:
Baca: Bantu Pasien Virus Corona Sembuh, Dexamethasone Digunakan di Indonesia untuk yang Kritis, Hasilnya?
Baca: Dexamethasone, Steroid Generik Murah yang Diklaim Bisa Turunkan Angka Kematian Corona
1. Obat Steroid
Dikutip dari BBC, Dexamethason adalah obat steroid.
Obat ini mampu mengurangi peradangan dengan meniru hormon anti-inflamasi yang diproduksi oleh tubuh.
Dr. Onyema Ogbuagu, seorang dokter penyakit menular dan profesor kedokteran di Yale mengatakan, dexamethasone adalah obat antiinflamasi dan pembengkakan yang umum digunakan untuk berbagai kondisi.
Biasanya obat ini diresepkan dengan bentuk steroid oral atau intravena.
Ogbuagu mengatakan, obat ini unik karena mengandung glukokortikoid.
Glukokortikoid merupakan golongan hormon steroid yang memberikan pengaruh terhadap metabolisme nutrisi.
2. Digunakan untuk Mengobati Pasien Covid-19
Secara umum, Covid-19 muncul dalam dua fase, jelas Ogbuagu.
"Orang-orang terinfeksi virus, lalu virus itu mereplikasi, dan itulah fase pertama dari Covid-19," katanya.
"Setelah itu, sekira 10 hari setelah infeksi, orang-orang mulai memproduksi antibodi dan reaksi peradangan terhadap virus."
Bahan kimia inflamasi ini kadang-kadang dapat menciptakan komplikasi Covid-19 yang parah, di antaranya sindrom gangguan pernapasan akut, yang menyulitkan oksigen untuk memasuki aliran darah dan mencapai organ.
Pasien dengan komplikasi Covid-19 yang parah mendapatkan manfaat signifikan dengan dexamethasone dalam studi di Inggris.
Pasien-pasien tersebut meminumnya selama 10 hari, baik secara oral atau melalui infus.
Setelah satu bulan, angka kematian berkurang 35 persen pada pasien yang membutuhkan perawatan dengan mesin pernapasan dan 20 persen pada mereka yang membutuhkan oksigen tambahan.
Meski demikian, dexamethasone sepertinya tidak terlalu berdampak signifikan kepada pasien yang sakit ringan.
Ogbuagu mengatakan, Beberapa penelitian juga telah menyarankan bahwa steroid seperti dexamethasone sangat membantu dalam meningkatkan angka kematian di antara orang-orang dengan ARDS.
3. Harus Digunakan secara Hati-hati
Ogbuagu menegaskan, dalam penggunaan dexamethasone, harus memperhatikan waktu dan selektivitas di antara pasien.
Hal ini untuk memastikan dexamethasone digunakan dengan benar sebagai pengobatan untuk Covid-19.
Temuan awal menyebut bahwa pasien Covid-19 yang tidak memiliki gejala parah, seperti harus membutuhkan respirator, tidak boleh menggunakan obat ini.
"Kelemahan dari steroid adalah tidak selektif," kata Ogbuagu.
"Steroid bagaikan pedang bermata dua yang dapat menghalangi kemampuan tubuhmu untuk melawan virus," terangnya.
Ogbuagu mencatat bahwa beberapa penelitian telah menemukan tingkat kematian yang lebih tinggi pada orang yang menggunakan steroid, karena mereka menghambat respon kekebalan tubuh terhadap virus.
Organisasi Kesehatan Dunia dan organisasi-organisasi lain menyarankan agar tidak menggunakan steroid lebih dini karena dapat menghalangi pembersihan virus.
Ogbuagu juga mengatakan bahwa steroid, secara umum, dapat menyebabkan beberapa efek samping yang parah, seperti diabetes atau memperburuk diabetes, serta psikosis atau gangguan emosional.
4. Meredam Sistem Kekebalan Tubuh
Masih dikutip dari BBC, obat ini bekerja dengan meredam sistem kekebalan tubuh.
Infeksi covid-19 memicu peradangan ketika tubuh mencoba melawannya.
Namun terkadang sistem kekebalan menjadi overdrive.
Hal ini yang bisa membuat fatal.
Dexamethasone hanya cocok untuk orang-orang yang sudah di rumah sakit menggunakan bantuan oksigen atau ventilasi.
5. Obat Murah
Dexamethasone merupakan obat murah yang sudah ada dan diketahui memiliki persediaan yang mudah ditemukan.
Pemerintah Inggris menyebut, pihaknya telah menimbun cukup Dexamethasone untuk mengobati 200 ribu orang.
Dexamethasone pertama kali dibuat pada 1957 dan tersedia di Inggris pada awal 1960-an.
Karena sudah ada sejak lama, Dexamethasone tidak hanya dipatenkan.
Banyak perusahaan yang berbeda dapat membuat obat dan tersedia secara luas di seluruh dunia.
Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial mengatakan, Dexamethason juga telah ditambahkan ke daftar ekspor paralel pemerintah.
6. Tanggapan WHO
WHO menyambut hasil uji coba penggunaan dexamethasone.
Pihak WHO mengatakan, lebih banyak uji coba yang diperlukan untuk mengatasi gejala yang lebih ringan.
Temuan ini merupakan kabar baik bagi negara-negara berkembang.
Misal di banyak negara Afrika, temuan ini sangat membantu.
Pasalnya, harga obat ini kurang dari dua dolar (sekira Rp 30 ribu).
7. Memiliki Efek Samping
Dikutip dari healthline.com, dexamethasone tidak menyebabkan kantuk, namun memiliki efek samping lain.
Efek samping dexamethasone secara umum yakni:
- mual
- muntah
- sakit perut
- pembengkakan (edema)
- sakit kepala
- pusing
- perubahan suasana hati, seperti depresi, perubahan suasana hati, atau perubahan kepribadian
- kesulitan tidur
- kegelisahan
- kadar kalium rendah (menyebabkan gejala seperti kelelahan)
- glukosa darah tinggi
- tekanan darah tinggi
(Tribunnews.com/Fajar/Tiara Shelavie/Andari Wulan Nugrahani)