Sejarah Jamur Enoki, Pertama Tumbuh hingga Kini Jadi Penyebab Wabah Listeria
Simak sejarah mengenai jamur enoki, tempat pertama jamur ini tumbuh hingga sekarang jadi penyebab wabah Listeria.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Sedangkan, jamur yang kekurangan sinar matahari akan berwarna putih.
Baca: Bakteri Listeria Bukan Hanya Ada di Jamur Enoki Saja, Bagaimana Cara Pencegahannya?
Baca: Manfaat Jamur Enoki Bagi Kesehatan, Lindungi Organ Jantung hingga Cocok sebagai Makanan Diet
Meski berbentuk panjang dan tipis, ada saat dimana jamur enoki tumbuh lebih pendek dengan payung lebih luas.
Hal ini berkaitan dengan jumlah oksigen yang tersedia untuk jamur enoki tumbuh.
Semakin banyak oksigen, semakin pendek dan lebar bentuk jamur.
Saat ini, jamur enoki tengah ramai diperbincangkan karena kemungkinan menjadi sumber wabah Listeria.
Dilansir Tribunnews yang mengutip cdc.gov, bukti epidemiologis, traceback, dan laboratorium menunjukkan jamur enoki yang dipasok oleh Green Co. LTD, perusahaan asal Republik Korea, kemungkinan merupakan sumber wabah infeksi Listeria.
Meski demikian, wabah ini tampaknya telah berakhir pada 9 Juni 2020.
Sebanyak 36 orang dari 17 negara dilaporkan terinfeksi Listeria.
31 orang menjalani rawat inap, sementara ada empat kematian yang dilaporkan dari California, Hawaii, dan New Jersey.
Enam kasus berhubungan dengan kehamilan, di mana dua kasus mengakibatkan kematian janin.
Listeria sendiri adalah bakteri yang menyebabkan infeksi yang dosebut Listeriosis.
Baca: Ramai Jamur Enoki Berbakteri Listeria, Begini Penjelasan dan Hasil Investigasi Kementan
Baca: Tercemar Bakteri Listeria, Jamur Enoki Dimusnahkan Kementan
Mengutip Tribunnews, ada 10 spesies Listeria yang berbeda, varian yang paling umum berdampak pada manusia adalah Listeria monocytogenes.
Listeria bertanggung jawab atas sekitar 1.600 penyakit dan 260 kematian di Amerika Serikat setiap tahun, melebihi tingkat kematian Salmonella dan Clostridium botulinum.
Tingkat infeksi ini tetap relatif stabil selama beberapa tahun terakhir.
Biasanya disebabkan oleh makan makanan yang terkontaminasi, sekitar 20-30 persen kasus Listeriosis berakibat fatal.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Fajar/Garudea Prabawati)