Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Setop Konsumsi Jamur Enoki Meski di Indonesia Belum Ditemukan Kasus KLB karena Kontaminasi Bakteri

Jamur enoki diduga tercemar bakteri Listeria monocytogenes yang bisa menimbulkan penyakit listeriosis dan mengakibatkan penderitanya sakit.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Setop Konsumsi Jamur Enoki Meski di Indonesia Belum Ditemukan Kasus KLB karena Kontaminasi Bakteri
schmidtlaw.com
Fakta Jamur Enoki dan Bakteri Listeria, Biasa Ada di Olahan Suki hingga Bakteri Bisa Dihilangkan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) telah meminta para importir menarik dan memusnahkan produk jamur enoki yang diimpor dari perusahaan asal Korea Selatan, Green Co Ltd.

Pasalnya, jamur ini diduga tercemar bakteri Listeria monocytogenes yang bisa menimbulkan penyakit listeriosis dan mengakibatkan penderitanya sakit hingga meninggal dunia.

Kasus ini rentan terjadi terutama pada balita, ibu hamil dan manula.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP), Kementan, Agung Hendriyadi dalam keterangan resminya, Kamis (25/6/2020) menyebutkan, berdasarkan UU Pangan No 18/2012 Pasal 90, PP 86/2019 Pasal 28 dan Permentan 53/2018, BKP memerintahkan importir untuk melakukan penarikan dan pemusnahan produk jamur enoki dari Green Co Ltd, Korea Selatan.

Perintah itu ditujukan kepada Direktur PT Green Box Fresh Vegetables nomor B-259/KN.230/J/05/2020, pada 18 Mei 2020, dalam hal penarikan produk.

Baca: Bagaimana Listeria Menyebar? Simak Cara Menghilangkan Bakteri yang Ada di Jamur Enoki Ini

Baca: Cara Mencegah Listeria, Simak Gejala dan Penjelasan soal Wabah yang Bersumber dari Jamur Enoki

Kemudian langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pemusnahan 1.633 karton produk ini dengan berat 8.165 kg yang dilakukan di PT Siklus Mutiara Nusantara, Bekasi, pada 22 Mei dan 19 Juni 2020.

Agung menambahkan, BKP Kementan telah memerintahkan seluruh pihak terkait termasuk Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP) Daerah untuk melakukan pengawasan terhadap produk jamur enoki asal Korsel.

Berita Rekomendasi

"Kami meminta Badan Karantina Pertanian melakukan peningkatan pengawasan keamanan pangan jamur enoki asal Korea Selatan," jelas Agung.

Tidak hanya itu, untuk mengantisipasi terkait peredaran produk ini di pasaran tanah air, Agung juga meminta negara produsen untuk bisa melakukan pengecekan terhadap produknya sebelum ekspor dilakukan.

"Menyampaikan notifikasi kepada negara produsen agar dilakukan corrective action," kata Agung.

Para importir juga diminta untuk segera mendaftarkan produk ini ke OKKP Pusat agar bisa dilakukan pengawasan.

Agung juga mengimbau masyarakat selaku konsumen agar jeli sebelum membeli dan mengkonsumsi produk pangan.

"Importir jamur enoki agar mendaftarkan produknya ke OKKPP dan kami mengimbau masyarakat untuk lebih cermat dan berhati-hati dalam membeli produk pangan khususnya pangan segar asal tumbuhan, pilih pangan yang sudah terdaftar (ditandai dengan nomor pendaftaran PSAT)," tegas Agung.

Baca: Masih Menyimpan Jamur Enoki di Rumah, Amankah untuk Dimakan? Ini Kata Dokter

Baca: 6 Daftar Makanan Rawan Tertempel Bakteri Listeria: Jamur Enoki, Ikan Asap, Melon hingga Susu Mentah

Kendati meminta para importir menarik dan memusnahkan produk ini, Agung mengaku belum ada temuan kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia, seperti yang telah terjadi di sejumlah negara.

"Sampai dengan hari ini di Indonesia belum ditemukan adanya kasus KLB karena kontaminasi bakteri dari jamur enoki tersebut. Hal-hal yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian merupakan langkah pencegahan," kata Agung.

Pada periode Maret hingga April lalu telah terjadi KLB di Amerika Serikat (AS), Kanada dan Australia akibat warga di ketiga negara itu mengonsumsi jamur enoki asal Korsel yang diduga tercemar bakteri Listeria monocytogenes.

Terkait temuan tersebut, Indonesia pun mendapatkan informasi pada 15 April lalu dari International Food Safety Authority Network (INFOSAN), sebuah jaringan otoritas keamanan pangan internasional di bawah FAO/WHO melalui Indonesia Rapid Alert System for Food and Feed (INRASFF).

Listeria monocytogenes merupakan salah satu bakteri yang tersebar luas di lingkungan pertanian melalui media tanah, tanaman, silase, fekal, limbah, dan air.

Bakteri ini tahan terhadap suhu dingin, sehingga memiliki potensi kontaminasi silang terhadap pangan lain yang siap dikonsumsi. Namun demikian, bakteri dalam enoki dapat dihilangkan melalui pemanasan suhu minimum 75 derajat celcius.

Bahaya yang bisa ditimbulkan bakteri ini yakni penyakit listeriosis yang bisa menyebabkan penderitanya meninggal dunia. Umumnya kasus ini menimpa anak balita, ibu hamil dan manula.

Fakta-fakta Bakteri Listeria, Mulai dari Mana Asalnya hingga Gejala yang Bisa Ditimbulkan
Fakta-fakta Bakteri Listeria, Mulai dari Mana Asalnya hingga Gejala yang Bisa Ditimbulkan (Kolase Tribunnews (www.fda.gov dan https://www.freepik.com))

Manfaat Jamur untuk Imunisasi Tubuh

Jamur kini sering disajikan dengan gaya masakan yang beragam seperti sup, digoreng crispy, ditumis baik itu jamur tiram, jamur enoki, maupun jamur kuping.

Makanan yang berasal dari tumbuhan yang tumbuh di tempat lembap ini faktanya memiliki manfaat yang baik bagi tubuh.

Nutrition Expert YOUVIT, Puteri Aisyaffa menyebutkan, jamur mengandung beta glucans yang baik untuk tubuh.

"Jamur merupakan sumber beta glucans yang tinggi yang baik untuk tubuh kita," kata Puteri melalui keterangan tertulisnya, Rabu (25//2020).

Baca: Tanda-tanda Tubuh Terserang Bakteri Listeria yang Ada pada Jamur Enoki, Berikut Cara Mencegahnya

Baca: Penjelasan Kementan soal Bakteri Listeria di Jamur Enoki, Ungkap Hasil Investigasi dan Beri Imbauan

Detilnya, beta glucans adalah nutrisi alami yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Kalau daya tahan tubuh kuat maka tubuh mampu memberikan perlawanan jika ada virus yang mencoba mengganggu tubuh.

"Jad fungsinya memastikan sel tubuh kita siap untuk tindakan melawan infeksi," kata Puteri.

Selain jamur, beta glucans juga terdapat di bawang merah, bawang putih, daun bawang, maupun pisang. (pepito/reynas/apfia/tribunnetwork/cep)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas