33 Persen dari 845 Ribu Warga Penderita TBC Belum Terlaporkan, Jokowi Minta Dilacak Mirip Covid
Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia masuk dalam peringkat ketiga penderita Tuberkulosis (TBC) tertinggi di dunia, setelah India dan Cina.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia masuk dalam peringkat ketiga penderita Tuberkulosis (TBC) tertinggi di dunia, setelah India dan Cina.
Bahkan, Presiden menyebut lebih dari 800 ribuan warga penderita TBC di Indonesia.
Hal itu disampaikan Jokowi saat memimpin rapat terbatas percepatan eliminasi tuberkulosis (TBC) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/7/2020).
"kita harus tahu ada 845 (ribu,red) penduduk penderita TBC," kata Jokowi.
Hal itu disampaikan Jokowi saat memimpin rapat terbatas percepatan eliminasi tuberkulosis (TBC) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/7/2020).
Baca: Satgas Covid-19 Bakal Bertambah Tugas, Jokowi Bebankan Tangani TBC Juga
Namun, Jokowi mengatakan, hanya 562 ribuan orang yang berhasil ternotifikasi keberadaannya.
Masih ada kurang lebih 33 persen warga penderita TBC yang belum tercatat dengan baik soal riwayat penyakitnya tersebut.
"Sehingga yang belum terlaporkan masih kurang lebih 33 persen, ini hati-hati," ujar Jokowi.
Maka dari itu, Presiden menginstruksikan jajarannya untuk melakukan model seperti pelacakan Covid-19. Sehingga, penderita TBC bisa diketahui.
"Saya kira seperti yang kita lakukan sekarang ini, kita sudah memiliki model untuk covid yaitu pelacakan secara agresif untuk menemukan di mana mereka," jelasnya.