Epidemiolog Pandu Riono: Indikator Keberhasilan Bukan dari Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19
Data di situs resmi covid19.go.id menyebutkan, pasien terkonfirmasi 3.075 orang, sehingga total kasus positif Covid-19 sebanyak 180.646 orang
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono menegaskan indikator keberhasilan menangani Virus Corona (Covid-19) bukan dinilai dari tingkat kesembuhan.
"Selama enam bulan ini jangan melihat angka kesembuhan. Karena 80% yang tidak bergejala akam sembuh. Itu yang selalu dinarasikan, 'angka kesembuhan meningkat.' Tidak begitu sebenarnya," ujar Pandu dalam Webinar Menghadapi Puncak Pandemi Covid-19: Sejauh Mana Kesiapan Sistem dan Infrastruktur Kesehatan Kita?, yang digelar dalam aplikasi Zoom, Rabu (2/9/2020) malam.
Dia menilai, kemampuan menekan angka penularan kasus dan kematian menjadi indikator keberhasilan dalam menangani Covid-19.
"Kita berusaha menekan penularan dan kematian, itu indikator keberhasilan. Bukan meningkatkan kesembuhan," tegasnya.
Baca: Pandu Riono Kritisi Masih Diterapkannya Rapid Test untuk Penanganan Covid-19
Untuk mencapai target keberhasilan itu menurut dia, pemerintah harus melakukan sebanyak-banyaknya tes atau pengujian Covid-19 kepada masyarakat melalui PCR test, bukan Rapid test.
Selain itu imbuh dia, pelacakan kontak, untuk mengidentifikasi dan mengisolasi calon pembawa virus. Sehingga terhadap mereka yang memiliki kontak dengan yang terpapar virus bisa cepat diketahui dan dilakukan test.
Baca: Potensi Gelombang 2 Covid-19 Jakarta di Arus Balik, Epidemiolog Pandu Riono: Bisa di Atas 100 Ribu
Hal ini bisa mengurangi risiko penularan kasus ke kelompok yang lain.
"Tidak ada pilihan lain selain memperbanyak testing dan tracing serta isolasi untuk mendeteksi dan menekan penularan virus," jelasnya.
"Untuk menekan jumlah kasus, seharusnya kita bekerja lebih keras, dan berlomba dengan kecepatan untuk melakukan testing kepada semua warga hingga ke daerah. Biar bisa menekan angka penularan," jelasnya.
Selian itu kata dia, masyarakat juga turut membantu kinerja pemerintah dengan 3 M, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Karena angka penularan bisa dicegah kala masyarakat juga tertib dan disiplin melakukan 3 M.
"Ini kerja kita bersama. Penduduk juga harus mau menerapkan 3M sehingga bisa menjaga kita, oramg sekeliling kita dan orang lain terinfeksi virus," jelasnya.
Dia meyakini, bila pemerintah melakukan sebanyak-banyaknya tes dan pelacakan dibarengi sikap disiplin masyarakat melakikan 3M, puncak pandemi bisa dilalui dengan tidak membludaknya jumlah pasien di rumah sakit.