Pentingnya Ukur Tekanan Darah Secara Rutin Mandiri, Cegah Hipertensi dan Hindari Kesalahan Diagnosis
aat hendak melakukan pengukuran tekanan darah seseorang harus buang air kecil terlebih dulu, tidak boleh minum kopi dan merokok agar hasilnya stabil
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin di rumah bisa menurunkan risiko hipertensi lebih awal.
Hipertensi selama ini menjadi "silent killer" dengan tingkat prevalensi 34,1 persen pada 2018 dan diderita sekitar 63 juta orang di seluruh Indonesia.
Mengukur tekanan darah secara rutin mampu mencegah hipertensi, sebab orang tahu bagaimana kondisi mereka, termasuk apakah ada risiko terkena hipertensi atau tidak.
Di samping itu, mengecek tekanan darah secara rutin dapat menghindari terjadinya misdiagnosis atau kesalahan diagnosis yang menyebabkan ketidaktepatan penanganan hipertensi di fasilitas kesehatan.
Baca juga: Ibu Muda Nekat Bunuh Bayinya yang Masih Berumur 3 Bulan, Sering Alami Tekanan dari Keluarga Suami
"Misalnya, ada orang yang sebenarnya tidak hipertensi tapi karena misdiagnosis itu tekanan darahnya justru tinggi. Lalu, dia diberikan obat untuk menurunkan tekanan darah malah jadi pusing," jelas anggota dewan InaSH (Indonesian Society of Hypertension), dr. Yuda Turana, Sp.S (K).
Mengukur tekanan darah itu tidak bisa hanya sekali saja, tapi harus dilakukan secara berulang-ulang dan akurat.
"Melakukan pemantauan tekanan darah secara rutin di rumah juga meningkatkan kepatuhan pasien atau peminum obat hipertensi," lanjutnya.
Dokter Yuda menambahkan, saat hendak melakukan pengukuran tekanan darah seseorang harus buang air kecil terlebih dulu, tidak boleh minum kopi dan merokok agar hasilnya stabil, serta tidak terjadi kesalahan diagnosis.
Baca juga: 5 Manfaat Konsumsi Bubur Kacang Hijau: Atasi Penuaan Dini hingga Mengatur Tekanan Darah
Dalam peluncurkan produk alat ukur tekanan darah digital HEM-7361T dan HEM-7156 melalui aplikasi Zoom, Rabu (14/10/2020), OMRON sebagai penyedia alat kesehatan ingin masyarakat dapat melakukan pengukuran tekanan darah dengan mudah di rumah.
Marketing Manager OMRON Healthcare Indonesia, Herry Hendrayadi mengatakan, saat Indonesia berada di peringkat yang rendah terkait kepemilikan alat tensi mandiri di seluruh Asia Pasifik.
Maka, banyak sekali kasus-kasus hipertensi yang tidak terdeteksi sebelumnya sampai membuat pasien sudah berada di tahap yang terbilang parah dengan ditemukan kerusakan organ, stroke hingga kematian.
"Akibat hipertensi banyak juga yang kena gangguan irama jantung (atrial fibrilasi), yang mana 2,2 juta orang di Indonesia menderitanya dan bisa meningkatkan risiko serangan stroke," terang Herry.
Dikatakan Herry, kedua produk ini diperkenalkan pada saat penting, ketika masyarakat sedang menghadapi pandemi COVID-19 yang telah menginfeksi lebih dari 34 juta orang dan menyebabkan kematian lebih dari satu juta orang di dunia.
Apalagi hipertensi merupakan salah satu penyakit penyerta (komorbid) terbesar pada pasien COVID-19, dengan persentase 15,8%, diikuti penyakit jantung (11,7%) dan diabetes (9,4%), menurut analisa meta data Research Square pada 2020.
Baca juga: Terapi Omron TENS, Alat Pereda Nyeri Portabel yang Bisa Digunakan di Mana dan Kapan Saja
“Penelitian menunjukkan bahwa COVID-19 bisa bertambah parah bagi mereka yang memiliki hipertensi dan dapat meningkatkan risiko komplikasi kesehatan. Oleh karena itu, OMRON merekomendasikan orang dengan risiko tinggi hipertensi untuk memantau tekanan darah mereka secara teratur, sehingga dokter dapat membuat keputusan lebih tepat untuk membantu mereka lebih baik,” ujar Tomoaki Watanabe, Director, PT. OMRON Healthcare Indonesia kepada Tribunnews.com.
“Hipertensi dan kardiovaskular menjadi komorbiditas #1 untuk COVID-19 yang mematikan, sehingga pemantauan dan pengendalian tekanan darah menjadi jauh lebih penting daripada sebelumnya," katanya. (Kompas.com/Ryan Sara Pratiwi/Tribunnews/*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pentingnya Mengukur Tekanan Darah Rutin di Rumah",