Indonesia Perlu Terapkan Metode Pengurangan Risiko untuk Dukung Kesehatan Publik
Ikatan Apoteker Indonesia (AIA) berkomitmen memastikan apoteker-apoteker Indonesia selalu sejalan perkembangan teknologi digital.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
“Saat ini Indonesia masih minim akan kajian ilmiah untuk konsep pengurangan risiko.
Hal ini berimplikasi masifnya penyebaran informasi yang keliru.
Dengan adanya kegiatan pertemuan ilmiah ini, diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman masyarakat dan juga pemerintah untuk mempertimbangkan konsep ini sebagai solusi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat,” tegas Bimmo.
Bimmo melanjutkan, Pemerintah harus terbuka dengan hadirnya produk-produk inovasi yang mengusung konsep pengurangan risiko, seperti gula, garam dan produk tembakau alternatif.
Selanjutnya, pemerintah perlu mendorong kajian ilmiah untuk memperkaya pengetahuan dan terus meneliti informasi yang tersedia.
Hal ini untuk mencegah pemerintah membuat kesimpulan yang terlalu dini dan tanpa fakta terhadap produk-produk tersebut.
Hal tersebut ditanggapi Pendiri dan Ketua Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), Achmad Syawqie, yang menjadi salah satu pembicara dalam PIT IAI.
Menurut Syawqie, pemerintah tidak bisa sendirian dalam melakukan riset ini. Untuk mendorong riset dan menciptakan hasil yang komprehensif, pemerintah perlu menggandeng para pemangku kepentingan terkait dengan produk inovasi dengan pendekatan pengurangan risiko, seperti asosiasi, pelaku usaha, akademisi, dan konsumen.
“Adanya kajian ilmiah akan memicu industri untuk lebih mengembangkan produk dengan pendekatan pengurangan risiko.
Lebih lanjut, kajian ilmiah dapat menjadi landasan bagi pemerintah dalam mengatur produk-produk hasil pengembangan inovasi tersebut.
Dengan begitu, implementasi pengurangan risiko dapat secara optimal membantu menciptakan kesehatan publik yang lebih baik,” tutup Syawqie.