Mengenal Pengapuran dan Pengeroposan, Mirip Tapi Tak Sama
Pengapuran (osteoarthritis) dan pengeroposan tulang (osteoporosis) merupakan dua penyakit berbeda.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Pengapuran (osteoarthritis) dan pengeroposan tulang (osteoporosis) merupakan dua penyakit berbeda.
Mungkin sebagian orang belum banyak yang tahu mengenai perbedaannya, karena memang kedua penyakit itu memiliki kemiripan.
Sebab, dilihat dari dampaknya memang mirip. Misalnya, tulang mudah patah. kemudian kedua penyakit itu kerap menyerang manusia berusia lanjut.
Baca juga: Osteoporosis Bisa Ganggu Kualitas Hidup dan Ganggu Sistem Tubuh, Termasuk Jantung
Namun, secara umum, perbedaan penyakit pengapuran dan pengeroposan tulang terletak pada bagian tubuh yang diserang.
Penyakit pengapuran merupakan penyakit degeneratif yang menyerang bagian persendian tubuh, awam mengenalnya sebagai sendi aus, atau minyak sendinya habis.
Sedangkan osteoporosis menyerang tulang tubuh seseorang.
"Pengapuran tulang juga dapat terjadi karena proses penuaan," tutur dr. Adelle Damapolii, Sp.KFR., Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik dari Siloam Hospitals Manado melalui Webinar Kesehatan, Jumat (13/11/2020).
Sebagai catatan saja, massa tulang terdiri dari kalsium serta senyawa kolagen yang berfungsi ibarat semen bagi tulang.
Kalau massa tulang berkurang, tulang menjadi tidak padat. Akibatnya, tulang menjadi tidak kuat menahan beban berat.
Bahkan, benturan ringan sekalipun dapat menyebabkan patah tulang.
Itu sebabnya, bagi Anda yang telah berusia lanjut, sebaiknya berhati-hati ketika menjalankan aktivitas sehari-hari.
Menurut dia, prinsip penanganan masalah tersebut harus memperhatikan tiga hal:
- Mengurangi beban sendi
- Memperkuat otot sekitar
- Memberi nutrisi pada sendi melalui penanganan dengan pemberian obat, rehabilitasi medik, dan tindakan operasi.
Apa itu rehabilitasi medik? Itu adalah rehabilitasi yang dilakukan dengan dukungan alat bantu jalan.
Ada beberapa hal yang dilakukan dalam upaya tersebut.
"Terapi dengan dukungan rehabilitasi medik, yaitu alat bantu jalan, latihan fisik, modalitas nyeri dan latihan AKS," kata Adelle Damapolii mengingatkan.
Apabila nyeri otot dibiarkan dan tidak ada kemauan untuk mengobati, maka dapat berakibat nyeri tiada henti sehingga aktifitas terganggu.
Otot mengalami kelemahan dan kelainan.