Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Ilmuwan Temukan Pengobatan Kanker Baru, Disebut Perpanjang Harapan Hidup hingga Gantikan Kemoterapi

Ilmuwan asal Israel telah menciptakan cara untuk mengobati kanker seperti menggunakan 'gunting kecil' untuk menargetkan sel kanker dalam tubuh.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
zoom-in Ilmuwan Temukan Pengobatan Kanker Baru, Disebut Perpanjang Harapan Hidup hingga Gantikan Kemoterapi
Shutterstock
Ilustrasi sel kanker. 

TRIBUNNEWS.COM - Ilmuwan asal Israel telah menciptakan cara untuk mengobati kanker seperti menggunakan 'gunting kecil' untuk menargetkan sel kanker dalam tubuh.

Percobaan tersebut telah berhasil dilakukan pada hewan tikus, menurut sebuah laporan.

"Ini adalah studi pertama di dunia yang membuktikan bahwa sistem pengeditan genom CRISPR, yang bekerja dengan memotong DNA, dapat secara efektif digunakan untuk mengobati kanker pada hewan," kata Profesor Dan Peer, pakar kanker dari Universitas Tel Aviv.

Dilansir dari New York Post, penelitian rekan diterbitkan minggu lalu di jurnal Science Advances.

"Tidak ada efek samping, dan kami yakin bahwa sel kanker yang dirawat dengan cara ini tidak akan pernah aktif lagi." 

Pihaknya juga menambahkan, teknologi tersebut dapat memperpanjang harapan hidup pasien kanker dan kami berharap, suatu hari, menyembuhkan penyakitnya.

Diharapkan, metode ini nantinya dapat menggantikan pengobatan kemoterapi.

Baca juga: Analis Rusia Sebut Vladimir Putin Derita Kanker dan Parkinson, Sempat Jalani Operasi Februari Lalu

Berita Rekomendasi

“Jika kita bisa menggunakan teknologi ini, maka dalam tiga perawatan kita bisa menghancurkan tumor. Teknologi ini secara fisik dapat memotong DNA dalam sel kanker, dan sel tersebut tidak akan bertahan,” kata Peer.

Penelitian ini menggunakan teknologi pengeditan genom menggunakan nanopartikel lipid yang ditargetkan untuk terapi kanker.

Para ilmuwan menggunakan teknik ini pada ratusan tikus, dan Peer mengatakan metode tersebut berpotensi digunakan pada manusia dalam dua tahun.

Dilansir dari The Times Of Israel, Peer mengatakan bahwa pengobatannya akan sangat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien berdasarkan biops.

Obat diberikan sebagai suntikan umum atau suntikan langsung ke tumor, tergantung mana yang paling cocok.

“Teknologi ini perlu dikembangkan lebih lanjut, tetapi yang utama kami telah menunjukkan bahwa ini dapat membunuh sel kanker,” ujarnya.

Untuk penelitian ini, Peer dan timnya memilih dua dari kanker paling mematikan: glioblastoma dan kanker ovarium metastatik. 

Baca juga: BPOM Sebut Obat Anti-Diabetes Metformin yang Berisiko Kanker Tidak Beredar di Indonesia

Baca juga: Yayasan Amal Kanker Joe Biden Disebut Raup Jutaan Dolar Tapi Nol Kontribusi untuk Penelitian Medis

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas