Tips Dokter Reisa Agar Tak Sesat Informasi Seputar Vaksinasi
Banyak sekali manfaat vaksin yang sudah kita ulas. Jadi, penting untuk meluangkan sedikit waktu mencari informasi dari sumber-sumber yang valid.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah dr Reisa Brotoasmoro mengatakan, hingga saat ini, masyarakat masih banyak termakan informasi sesat atau berita bohong (hoax) terkait pandemi Covid-19.
Bahkan, sudah ada ribuan hoax yang beredar selama 9 bulan pandemi di Indonesia.
Bahkan beberapa diantaranya terkait vaksin Covid-19.
Hal itu disampaikan dr. Reisa melalui tayangan Gali dan Kenali Agar Hoax Tak Mengakali, sebagimana disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (21/12/2020).
"Padahal banyak sekali manfaat vaksin yang sudah kita ulas. Jadi, penting ya, untuk meluangkan sedikit waktu mencari informasi dari sumber-sumber yang valid di masa seperti sekarang ini (pandemi)," kata Reisa.
Baca juga: Pakar : Ibu Hamil dan Lansia Juga Perlu Divaksinasi Covid-19
Beberapa hoax yang beredar, seperti yang menyebut vaksin adalah bibit penyakit, dan menerimanya sama saja dengan membuat badan rentan terkena penyakit.
Baca juga: Epidemiolog Ingatkan Agar Pemerintah Melawan Teori Konspirasi yang Keliru Soal Vaksinasi
"Nah, anggapan ini salah. Karena vaksin itu terbuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan, yang fungsinya membuat badan kita menjadi kenal, dan kebal melawan penyakit tersebut. Hal ini tidak sama ya, dengan membuat tubuh sakit," lanjut Reisa.
Ia memparkan, ada beberapa jenis vaksin. Pertama, vaksin mati adalah jenis vaksin yang mengandung virus atau bakteri yang sudah dimatikan.
Kedua, vaksin hidup adalah vaksin yang mengandung bakteri atau virus yang dilemahkan.
Ketiga, vaksin sub unit adalah adalah vaksin yang dibuat dari komponen virus/bakteri.
Keempat, vaksin toksoid adalah vaksin yang dibuat dari toksin yang sudah dilemahkan. Untuk kandungan vaksin, terdiri dari antigen, stabilitator, adjuvant dan pengawet.
Lalu, hoax yang kedua, seperti vaksin mengandung zat-zat yang berbahaya.
Padahal, kata Reisa, vaksin yang sudah diproduksi massal harus memenuhi syarat utama yaitu aman, efektif, stabil dan efisien.