Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Dapur PMBA, Solusi Tepat Nutrisi Bagi Balita di Masa Pandemi

Pemberian nutrisi kepada anak-anak harus diperhatikan dengan baik terutama di masa-masa terjadinya bencana.

Editor: Husein Sanusi
zoom-in Dapur PMBA, Solusi Tepat Nutrisi Bagi Balita di Masa Pandemi
Istimewa
Pelatihan makanan bayi dan anak di masa pandemi. 

Sedangkan pada sesi luring, peserta diajak mengelola dapur PMBA pada situasi pandemik untuk membantu balita dan ibu hamil memenuhi kebutuhan makannya. Kegiatan latihan pengelolaan PMBA dilakukan di dua tempat lokus stunting di Bojongsari Depok dan kelurahan Ancol (Kp. Muka).

Pelaksanaan di dua tempat tersebut dilakukan dalam satu waktu, sehingga peserta luring dibagi menjadi dua kelompok.

Latihan luring ini dimulai dengan komunikasi bersama ketua RW, pihak Puskesmas, ketua posyandu, dan kader posyandu untuk persiapan pembuatan dapur PMBA.

Berdasarkan data balita ditentukanlah jumlah porsi makanan yang diberikan untuk 120 porsi di tiap tempat (seluruhnya berjumlah 240 balita) yang mendapatkan manfaat makanan sesuai usia. Setiap kelompok melakukan persiapan dan survei selama dua hari sebelum mulai memasak.

Pada saat awal sebelum memulai masak, edukasi tentang PMBA didiskuskikan bersama kader yang akan membantu memasak. Pada hari berikutnya edukasi juga diberikan kepada ibu-ibu balita yang membawa balitanya ke posko untuk mengambil makanan yang disiapkan. Beberapa ibu yang tidak dapat datang ke posko, makanan diantar ke pusat masing-masing RT dan diberikan edukasi di tempat tersebut.

Hari pertama pembagian makanan, dimulai dengan belanja untuk keperluan memasak bagi 120 balita pada satu kali makan besar.

Lalu bersama kader memasak, menyajikan sesuai tekstur dan jumlah yang dapat dimakan sesuai usia bayi dan anak. Pada hari pertama, menyediakan makan siang.

Berita Rekomendasi

Hari kedua dan ketiga terdapat perbedaan jumlah pemberian antara kelompok Bojongsari dan kelompok Kp Muka. Kelompok Bojongsari menyediakan tiga kali makan (pagi, siang, sore) pada hari kedua, sedangkan kelompok Kp Muka dua kali makan (siang dan sore).

Hari ketiga sebaliknya, tiga kali untuk Kampung Muka dan dua kali di Bojong Sari. Perbedaan tersebut dilakukan atas diskusi serta kesepakatan kelompok bersama masyarakat dan panitia pelatihan. Waktu pemberian untuk makan pagi, siang ataupun sore disesuaikan dengan budaya dan kebiasaan warga setempat tanpa menghilangkan unsur keilmuan dari PMBA tentang frekuensi makan.

Pada saat proses distribusi makanan ke warga langsung, peserta juga melakukan rapid health assessment (RHA) untuk mengetahui keadaan status pertumbuhan anak secara cepat.

Apabila ditemukan balita dengan status gizi atau pola makan bermasalah maka dapat dirujuk ke konselor atau tenaga kesehatan. Pada saat inilah ditemukan beberapa balita yang membutuhkan konseling PMBA sehingga selanjutnya konselor yang ikut bergabung dalam tim mendatangi rumah warga. Kunjungan ke rumah warga untuk memberikan edukasi tersebut dilakukan oleh konselor maupun peserta dengan protokol kesehatan ketat.

RHA ini juga dapat diaplikasikan oleh peserta saat terjun ke lokasi bencana lainnya yang tentunya memberi manfaat untuk penanganan status gizi balita.

Situasi pandemi ini memang membuat situasi perekonomian juga mengalami penurunan, beberapa warga kesulitan disebabkan mengalami pemutusan hubungan kerja. Hal ini juga berdampak pada ketersediaan pangan keluarga.

Oleh karena itu, bantuan berupa pembuatan dapur PMBA yang bersinergi dengan warga menjadi berguna bermakna untuk membantu memenuhi kebutuhan balita. Selain itu yang terpenting adalah ikut terus membantu program penanggulangan stunting dengan mengedukasi warga tentang PMBA yang direkomendasikan.

Tujuan akhir dari pelatihan ini adalah menciptakan aktivis kemanusiaan yang biasanya turun pada bencana yang ada, memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memperhatikan bantuan makanan bagi kelompok rentan dengan membuat dapur PMBA, mengedukasi tentang PMBA yang sesuai rekomendasi, dan melakukan kajian cepat agar dapat dirujuk kepada tenaga kesehatan yang kompeten.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas