Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Teknologi microRNA Deteksi 13 Jenis Kanker

WHO mencatat kanker masih menjadi penyebab kematian kedua secara global dan bertanggung jawab atas sekitar 9,6 juta kematian pada 2018.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
zoom-in Teknologi microRNA Deteksi 13 Jenis Kanker
ist
Koji Hashimoto, Anggota Senior, Nanomaterials and Frontier Research Laboratories, Toshiba Corporate Research and Development Center 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mencatat saat ini kanker masih menjadi penyebab kematian kedua secara global dan bertanggung jawab atas sekitar 9,6 juta kematian pada 2018.

Secara global, sekitar 1 dari 6 kematian disebabkan oleh kanker.

Di Jepang, kanker telah menjadi penyebab utama kematian sejak tahun 1981, dan sekitar 1 dari 3,7 orang meninggal karena kanker.

Kementerian Kesehatan Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang mendorong adanya tes pendeteksian kanker berdasarkan bukti ilmiah.

Dengan kata lain, atas dasar kemajuan dunia pengobatan, deteksi dini dan pengobatan kanker mengangkat tingkat kelangsungan hidup pasien.

Baca juga: Manfaat Matcha dan Kopi, Bantu Turunkan Berat Badan hingga Penangkal Kanker

Dalam kasus kanker paru-paru, tingkat kelangsungan hidup 5 tahun untuk stadium II adalah sekitar 60%, tetapi bila masih pada stadium 0, tetap di 97%.

BERITA REKOMENDASI

Bahkan jika kita terkena kanker, meningkatkan tingkat kelangsungan hidup melalui deteksi dini memberi kontribusi baik dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup maupun menghemat biaya perawatan kesehatan.

Kondisi ini mendorong Toshiba menghadirkan teknologi yang  memungkinkan deteksi dini kanker dengan mengukur konsentrasi mikroRNA dalam darah yang disekresikan oleh sel.

Kehadiran sel kanker menghasilkan peningkatan kadar molekul mikroRNA tertentu dalam darah dan Toshiba telah mengembangkan metode elektrokimia unik untuk mendeteksi perubahan ini.

Keunggulan dari teknologi ini terletak pada waktu deteksi dan biaya yang rendah.

Baca juga: Kumpulan 9 Bahan Alami untuk Obati Kanker Usus, Kunyit hingga Bawang Putih

Koji Hashimoto, Anggota Senior, Nanomaterials and Frontier Research Laboratories, Toshiba Corporate Research and Development Center mengatakan, awalnya ia mempelajari teknologi pendeteksian DNA dengan menggunakan metode elektrokimia.

Saatr tahun 2010, Toshiba mengomersialkan diagnostik in vitro untuk mendeteksi human papillomavirus  atau mikroorganisme patogen yang dikatakan sebagai penyebab kanker serviks.

"Ini karena DNA dan RNA memiliki struktur yang serupa, teknologi ini telah digunakan dalam pengembangan teknologi deteksi microRNA,” kata Koji Hashimoto dalam keterangan tertulis, Kamis (27/1/2021).

RNA adalah struktur rantai tunggal yang terdiri dari 20 jenis basa, yang cenderung bereaksi lebih efisien dibandingkan dengan DNA.

Di antara beberapa jenis RNA, mikroRNA dianggap mengontrol sintesis protein dan lainnya, dan jenis mikroRNA tertentu disekresikan dari sel kanker ke dalam darah.

Dengan memanfaatkan properti ini, teknologi deteksi microRNA Toshiba dapat menentukan ada atau tidaknya kanker.

Pada awal penelitian, tidak mudah untuk berhasil mendeteksi microRNA. Perlu waktu enam tahun untuk mengembangkan teknologi ini.

Hashimoto mengatakan, butuh waktu tiga tahun untuk memverifikasi mekanisme prinsip dalam mendeteksi dengan akurasi tinggi mikro-RNA.

Akurasi di sini berarti "kemungkinan bahwa mikroRNA benar-benar terkandung dalam sampel yang dinilai positif yakni ada mikroRNA.

Setelah bertahun-tahun, Hashimoto memperoleh 99% akurasi sebagai hasil penelitiannya, berdasarkan uji coba harian dan kesalahan serta keahlian yang ia peroleh dalam teknologi deteksi DNA.

Ia pun berhasil mempersingkat waktu pengujian dan memperkecil ukuran perangkat.

Teknologi ini membuka kemungkinan untuk dapat menguji dengan sejumlah kecil darah yang dikumpulkan selama pemeriksaan kesehatan dan untuk mendeteksi kanker pada tahap yang sangat dini.

Menarik juga untuk dapat menguji banyak orang secara bersamaan, karena teknologi ini memungkinkan kami mendapatkan hasil dalam 2 jam per pengujian. 13 jenis kanker menjadi target saat ini, dan jika positif, tes tambahan akan dilakukan untuk mengidentifikasi jenis kanker itu.

Toshiba bertujuan untuk memperkenalkan teknologi deteksi microRNA dalam berbagai jenis pemeriksaan medis dalam meningkatkan ketersediaan bagi lebih banyak orang untuk menggunakannya dalam asuransi kesehatan.

“Saya ingin meningkatkan sisa 1% dari 99% akurasi.

Kami dapat menemukan bahwa microRNA sangat relevan dengan kanker, jadi menggabungkan beberapa microRNA dapat meningkatkan akurasi deteksi dan juga memungkinkan kami untuk membedakan jenis kanker,” kata Hashimoto.

Kemajuan penelitian dan pengembangan Toshiba masih terus berlangsung. Peneliti dan insinyur sedang mencari cara yang lebih baik, dan teknologi yang dikembangkan dan diwariskan selama bertahun-tahun akan memberikan janji akan hari baru dalam perawatan kesehatan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas