Waspadai Penyakit Kusta, Tren Penderitanya Terus Naik, Sebagian Anak-anak
Tren kasus baru penyakit kusta terus meningkat. Kasus kusta pada anak mencapai 9,14 persen berdasar data Kementerian Kesehatan RI per 13 Januari 2021.
Editor: Choirul Arifin
Sedangkan untuk tipe kering harus minum obat selama 6 bulan. Untuk itu, kepatuhan penderita mengonsumsi obat adalah kunci menyembuhkan kusta.
Hampir 17 Ribu
Siti Nadia Tarmizi juga menjelaskan tahun 2020 total kasus kusta di Indonesia mencapai 16.704. Jumlah tersebut bertambah 9 ribu dari tahun sebelumnya. Dari total tersebut 9,14 persen penderita kusta adalah anak-anak.
Kebanyakan tertular dari orang dewasa yang tinggal bersama atau pengasuh di sekitarnya.
"Total kasus kusta di Indonesia ini ada 16.704. Perlu kita lihat bahwa proporsi kasus baru pada anak ini 9,14% yang angkanya masih cukup tinggi," ujar Siti Nadia. Pemerintah sampai dengan saat ini masih mengupayakan penyakit kusta dapat diturunkan jumlah penderitanya.
"Tahun 2021 Indonesia menargetkan dapat mencapai eliminasi kusta di 514 kabupaten kota," tutur dia. Sejauh ini dari data per 13 Januari 2021, sudah ada 26 provinsi yang mencapai eliminasi kusta.
Sementara, 8 provinsi belum seperti Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
"Ada 113 kabupaten kota belum mencapai eliminasi dari total 514 kab/kota yang tersebar di 22 provinsi di Indonesia," jelas dr.Nadia.
Penyakit kusta di masyarakat masih dianggap hal biasa bahkan sering disebut sebagai penyakit guna-guna.
Nadia menjelaskan, banyak penderitanya tidak merasa terganggu dan tidak menyadari bahwa kemudian dirasakan adanya kelainan pada kulit seperti mati rasa yang sebenarnya ini adalah tanda awal kusta.
"Jadi kami menyampaikan kembali kalau ada masyarakat yang ada bercak kemudian dirangsang pada pencak tersebut tidak ada rasanya seperti itu ya kalau misalnya ditusuk dengan jarum kok nggak ada rasanya. Itu tanda awal dari kusta," jelas dia.
Jika tidak obati, akan menimbulkan kecacatan. Selain permasalahan penyakit sendiri masyarakat juga masih menganggap bahwa penderita kusta mendapatkan diskriminasi dan harus dijauhkan dari masyarakat.
"Dari masyarakat sekitarnya masih ada juga masyarakat yang menganggap bahwa kusta ini adalah karena kutukan atau guna-guna," tutur Nadia.(Tribun Network/rin/wly)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.