Kanker Usus Besar Dapat Dicegah dengan Deteksi Setiap 10 Tahun Sekali
Dokter penyakit dalam dr Harlinda Haroen, Sp.PD - KHOM mengatakan, kanker kolorektal dapat dideteksi sejak dini dengan kolonoskopi.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Hari Kanker Sedunia yang kita peringati setiap tahun memberi pengingat pada kita agar terbiasa melakukan deteksi dini guna mencegah timbulnya sel kanker di tubuh, termasuk deteksi kanker usus besar atau disebut kanker kolorektal.
Dokter penyakit dalam dr Harlinda Haroen, Sp.PD - KHOM mengatakan, kanker kolorektal dapat dideteksi sejak dini dengan kolonoskopi.
Dr Harlinda menyarankan agar masyarakat dapat menjalani kolonoskopi setidaknya 10 tahun sekali.
"Selain deteksi melalui kolonoskopi, disarankan setiap tahun melakukan pemeriksaan colok dubur, cek kadar CEA (pertanda tumor) dalam darah dan tes feses," katanya saat edukasi kesehatan yang diselenggarakan Siloam Hospitals Manado melalui Webinar belum lama ini.
Baca juga: Hanya Beda Dosis, Penanganan Kanker Anak Tetap Sama Dengan yang Diidap Dewasa
Berbagai langkah ini dilakukan untuk mendeteksi adanya polip sejak dini agar pertumbuhan sel abnormal bisa ditanggulangi sebelum menjadi kanker.
Ia menambahkan, mendeteksi adanya polip merupakan langkah utama mengenali gejala kanker usus besar.
Baca juga: Jangan Lakukan Hal Ini Saat Hamil, Bisa Sebabkan Kanker Pada Janin
"Ketika polip sudah berubah ganas, biasanya muncul gejala seperti berdarah saat buang air besar, diare dan sembelit tanpa sebab, berlangsung lebih dari enam minggu.
"Juga merasakan buang air besar yang tidak tuntas dan penurunan berat badan dengan cepat tanpa sebab dan badan terasa lemah," katanya.
dr Harlinda Haroen, Sp.PD - KHOM., mengatakan, penyebab kanker kolorektal ada yang bisa dikendalikan dan beberapa tidak bisa diubah karena melekat pada penderita.
Menurutnya, faktor risiko kanker usus besar yang tidak bisa diubah antara lain faktor usia di atas 50 tahun, punya riwayat polip, penyakit usus besar, dan faktor keturunan.
"Namun, ada juga faktor risiko yang bisa dikendalikan, yakni menjaga gaya hidup sehat dan pola makan bergizi seimbang," sebut Haroen.
Disebutkan, pencegahan dapat dilakukan melalui diet seimbang, terutama bagi penderita diabetes dan membatasi konsumsi daging merah termasuk daging olahan dan berhenti merokok serta berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol.
Kanker Usus Besar menempati urutan ke tiga sebagai kasus kanker di Indonesia. Kanker yang walaupun amat sangat bisa di deteksi dini, namun di sisi lain gaya hidup tidak sehat memiliki pengaruh dominan.
"Kanker kolorektal merupakan keganasan yang menyerang jaringan usus besar san rektum/bagian usus paling bawah sampai anus/dubur," katanya.