Jangan Cemas Kanker Payudara Bisa Sembuh, Ayo Deteksi Dini SADARI
Kanker yang dideteksi dini pada umumnya dapat disembuhkan. Semakin rendah stadiumnya makin tinggi tingkat kesembuhanya.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yayasan Kanker Indonesia masih mencatat penyakit kanker nomor satu yang banyak diderita perempuan Indonesia.
Deteksi dini menjadi hal utama dan penting dalam proses penyembuhan penderita kanker.
"Kanker payudara nomor satu, lalu kanker serviks, kemudian kanker usus besar dan kemudian kanker hati maupun nasofaring," ujar Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof Aru Sundoyo dalam dialog virtual, Sabtu (20/2/2021).
Aru menuturkan, kanker yang dideteksi dini pada umumnya dapat disembuhkan.
Semakin rendah stadiumnya makin tinggi tingkat kesembuhanya.
Sebaliknya, makin tinggi stadium semakin sulit dan mahal diobati kemungkinan presentase sembuhnya kecil.
"Karena 70 persen pasien yang datang pertama kali dengan benjolan sudah ditemukan dalam stadium 3 dan 4," ungkap Aru.
Baca juga: Bolehkah Penderita Kanker Berobat ke Pengobatan Alternatif? Simak Penjelasan Ahli
Baca juga: Sakit Kepala Tak Kunjung Sembuh? Benarkah Tanda Kanker Otak, Ini Penjelasan Dokter
Dokter Spesialos Onkologi Dr Alban Dien, Sp.B (K) Onk mengatakan, tercatat di tahun 2020 jumlah penderita kanker payudara adalah 65.858 orang.
Sementara di dunia setiap tahun ada 2 juta orang perempuan menderita kanker payudara.
"Peningkatan kasus kanker payudara ini berkaitan dengan life style, cara makan, maupun faktor lain. Banyak makan makanan berkarsinogen. Ayo hidup sehat dan makan-makanan yang sehat," pesan Alban.
Kedua dokter ini bersepakat, cara deteksi kanker payudara dapat dilakukan individu.
Berikut langkah-langkah dari Yayasan Kanker Indonesia yang bisa Anda ikuti saat melakukan Periksa Payudara Sendiri atau SADARI 7-10 hari setelah menstruasi:
1. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris? Jangan cemas, itu biasa.
2. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. Dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara.
3. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada Anda.
4. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung.
Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak.
Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan Anda.
Baca juga: Meski Tinggi, Angka Penderita Kanker Prostat di Indonesia Masih di Bawah Eropa dan Amerika
Baca juga: Semua Orang Punya Gen Kanker, Apa yang Perlu Diketahui Tentang Itu? Simak Penjelasan Dokter
5. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
6. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya.
Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.