Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Obat Onkologi Asal Indonesia Rambah Aljazair, Nilai Ekspor Rp 250 Miliar

penyakit kanker menjadi salah satu penyakit yang terus meningkat prevalensinya, secara global

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Obat Onkologi Asal Indonesia Rambah Aljazair, Nilai Ekspor Rp 250 Miliar
ist
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Dr. Penny K. Lukito, MCP bersama Presiden Direktur PT CKD OTTO Pharmaceutical, In Hyun Baik, dan Direktur Utama Saidal Grup, Fatoum Akachem dalam penandatanganan kontrak kerja sama bisnis CKD OTTO dengan Saidal Grup, BUMN Aljazair yang bergerak di bidang farmasi pada Kamis, 4 Maret 2021 secara virtual. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT CKD OTTO Pharmaceuticals, perusahaan farmasi Indonesia yang mengkhususkan diri untuk memproduksi obat onkologi, mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani kontrak kerja sama bisnis dengan Saidal Grup,

Badan Usaha Milik Negara Aljazair yang juga merupakan perusahaan farmasi terkemuka disana, setelah diawali oleh nota kesepahaman dengan Saidal Grup pada bulan Desember 2020.

Dikarenakan pandemi Covid-19, upacara penandatanganan kontrak kerjasama ini dilakukan secara online.

Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Utama Saidal Grup, Fatoum Akachem, Presiden Direktur PT CKD OTTO Pharmaceutical, In Hyun Baik, dan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Dr. Penny K. Lukito, MCP.

Dr. Penny K. Lukito, MCP, Kepada Badan POM Indonesia mengatakan, penyakit kanker menjadi salah satu penyakit yang terus meningkat prevalensinya, secara global.

Baca juga: BPOM : Syarat EUA Vaksin Mandiri sama dengan Vaksin Pemerintah

Di data di Indonesia, dikutip dari Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan, menunjukan adanya peningkatan prevalensi tumor atau kanker dari 1,4 per 1.000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,8 per 1.000 penduduk di tahun 2018. Jadi ada peningkatan.

Secara global, dari data GLOBOCAN (Global Cancer Observatory), salah satu platform berbasis web interaktif yang menyajikan statistik kanker yang terkait dengan aspek pengendalian dan penelitian terkait kanker secara global, didapatkan data tahun 2020 terdapat 19,3 juta kasus baru secara global, dengan angka kematian tinggi yaitu sebanyak 10 juta kematian”, ujar Penny.

BERITA REKOMENDASI

Peningkatan prevalensi ini menunjukan adanya kenaikan permintaan untuk obat-obat onkologi, dimana kebutuhan untuk obat-obatan tersebut harus dapat dijawab.

Bisnis model di dalam Perjanjian Kerja sama antara CKD OTTO dan SAIDAL Grup berusaha untuk menjawab kebutuhan tersebut.

Bisnis model tersebut dimulai dengan eksportasi enam item obat kanker, yang diproduksi di Indonesia oleh CKD OTTO dalam bentuk bulk vial, yang kemudian akan mengalami pengemasan kedua di Aljazair.

Baca juga: 5 Fakta Jagal Sapi Bunuh Pemuda, Istri Pelaku Dipaksa Antar Obat dan Diancam Foto Syur Disebar

Fase pertama ini akan dilakukan selama tiga tahun dengan nilai 250 milyar rupiah. Pada fase kedua, transfer teknologi akan dilakukan dari CKD OTTO kepada Saidal setelah pabrik onkologi Saidal grup selesai dibangun.

Selain ketersediaan obat-obatan onkologi, kualitas dari obat-obatan tersebut dan preferensi konsumen juga perlu diperhatian.


Dengan investasi lebih dari 400 milyar rupiah untuk pabriknya, CKD OTTO dapat memproduksi obat-obat onkologi dengan standar yang tinggi.

Dan pabrik onkologi CKD OTTO juga merupakan pabrik onkologi pertama di Indonesia yang telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI, sehingga diharapkan dapat menjangkau 2 milyar orang di negara-negara Islam dan negara-negara lainnya, termasuk pasar farmasi Aljazair, karena pasar farmasi Aljazair sendiri menduduki posisi ke-2 di wilayah timur tengah dan afrika utara dengan nilai sebesar 56 trilyun rupiah.

Sebagaimana yang dikatakan Presiden Direktur PT CKD OTTO Pharmaceuticals, In Hyun Baik, “Kami berharap semua obat unggulan hasil produksi CKO OTTO dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kesehatan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Selain itu, kami juga berharap dapat berkontribusi terhadap perkembangan dan pertumbuhan ekonomi Asia, dimulai dari Indonesia,”  tutup Baik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas